Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Inilah prinsip toleransi yang tertuang dalam Al-Quran dalam buku Wawasan Islam.
Nabi sangat menghargai keyakinan dan agama orang lain. Sikap yang sangat toleran ini merupakan gambaran pesan Islam terhadap umatnya. Oleh karena itu, toleransi merupakan bagian dari ajaran Islam yang harus dikembangkan.
Toleransi dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang digariskan dalam Al-Quran, yaitu:
- Tidak ada pemaksaan dalam beragama
Agama Islam adalah agama yang menebarkan perdamaian, persaudaraan, dan persamaan. Oleh karena itu, hal-hal yang dapat menjadi pemicu lahimya ketidakstabilan dan permusuhan antarmanusia harus dihindari. Salah satu yang tidak diperkenankan dalam ajaran Islam adalah pemaksaan satu kelompok kepada kelompok lain.
Agama bagi Islam adalah keyakinan yang harus datang dan kesadaran diri terhadap eksistensi dan kekuasaan Tuhan. Apa yang baik dan buruk sudah sangat jelas diperlihatkan Allah dalam ayat-ayat-Nya, baik yang tersurat dalam Al-Quran maupun yang tersirat dalam alam ciptaan Tuhan. Manusia tinggal melihat, memahami, mempercayai dan meyakininya melalui proses berpikir secara benar.
Firman Allah SWT:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang tali yang sangat kuat dan tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 256)
- Kebebasan memilih dan menentukan keyakinan
Manusia, dalam perspektif Islam, adalah wakil Allah (khali ah) di muka bumi yang bebas memilih atau menentukan pilihannya sesuai dengan keinginan hati nuraninya. Firman Allah SWT:
“Dan katakanlah, “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir blarlah kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim itu neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Q.S. Al-Kahfi [18] : 29)
- Tidak melarang untuk bekerja sama dengan orang yang tidak sepaham
Islam mendorong umatnya untuk bekerja sama dalam berbagai segi kehidupan dengan siapa saja, termasuk dengan umat beragama lain sepanjang kerja sama dilakukan untuk kebaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang harus berusaha untuk saling menguntungkan dan tidak melanggar hukum. Umat Islam dituntut untuk melakukannya dengan baik dan adil. Firman Allah SWT:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama, dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Q.S. Al-Mumtahanah [60] : 8)
- Mengaku adanya keragaman
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi ini dengan bermacam ragam suku bangsa, ras maupun bahasa. Keragaman ini merupakan Sunnatullah yang tidak mungkin dihindari dan harus disikapi sebagai sesuatu yang wajar. Oleh karena itu, hak-hak hidup bagi orang dan pengikut agama yang berbeda harus diberikan secara wajar dan proporsional. Firman Allah SWT:
“Dan jikalau Tuhan menghendaki, tentulah beriman semua orang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah hamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.” (Q.S. Yunus [10] – 99) (han)