BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dalam upaya untuk memodernisasi dan meningkatkan efisiensi operasional pasar, Perumda Pasar Juara meluncurkan program transformasi digital untuk 37 pasar di Kota Bandung.
Direktur Utama Perumda Pasar Juara, Pradana Aditya Wicaksana, menyatakan bahwa transformasi ini mencakup pengdigitalkan sistem pembayaran retribusi pedagang, penanganan keluhan, dan berbagai aspek operasional pasar.
“Alhamdulillah, tanggapan dari masyarakat dan pedagang sangat positif,” kata Aditya di Kantor Perumda Pasar Kota Bandung, dilansir dari situs Pemprov Jabar, Minggu (9/6/2024).
“Sistem ini memungkinkan kita untuk mengetahui status pembayaran retribusi pedagang secara real-time,” ujarnya.
Aditya menyatakan bahwa Perumda Pasar Juara telah aktif mensosialisasikan sistem baru ini kepada warga Bandung, yang menyambutnya dengan baik.
Dukungan dari Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) juga terlihat dengan penghargaan sebagai Kota Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang baru-baru ini diraih.
“Proyek transformasi ini dibagi per wilayah: utara, selatan, barat, dan timur, dengan soft launch pertama di Pasar Simple di wilayah utara,” ujarnya.
Aditya menjelaskan bahwa target penyelesaian keseluruhan proyek transformasi digital ini adalah 1 September 2024.
Direktur Operasional dan Komersial Perumda Pasar Juara, Eliandi Sumar Dasuki, menyatakan bahwa sistem ini juga membantu mengendalikan inflasi dengan menyediakan data tentang harga kebutuhan masyarakat dan kapasitas serapan kebutuhan pokok.
“Kami bekerja sama dengan Disdagin dan Bulog untuk menstabilkan harga-harga bahan pokok, memberikan kepastian harga bagi masyarakat. Ini sangat penting, terutama sebelum liburan besar seperti Idul Fitri, harga seringkali fluktuatif,” ujarnya.
Eliandi menjelaskan bahwa digitalisasi juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dengan mengurangi kebocoran yang pada awalnya mencapai 78 persen menjadi hanya 22 persen.
Selain itu, inisiatif ini membantu mengurangi potensi pungutan liar, berkat kerjasama dengan Pungli Cyber Jawa Barat.
“Potensi pendapatan melalui BUMD sangat besar, dan kami optimis bahwa digitalisasi ini dapat memaksimalkan potensi tersebut,” ujarnya.
Tanggapan dari pedagang dan masyarakat terus positif, meskipun ada sedikit perbedaan kebiasaan.
“Pada awalnya kami ragu, tetapi ternyata mereka sangat antusias dengan sistem baru ini. Dengan 37 pasar dan sekitar 27.000 lapak perdagangan, sistem ini akan memastikan segala sesuatu tercatat dengan baik,” ujarnya.
Perumda Pasar Juara bercita-cita menjadikan Bandung sebagai kota studi model dalam sistem pengelolaan pasar.
Sebagai kota distribusi utama di Jawa Barat, Bandung membutuhkan informasi dan respons cepat untuk perkembangan pasar yang cepat.
“Kami ingin pasar di Bandung menjadi tujuan wisata bagi pengunjung dari luar kota,” ujarnya.
Transformasi digital ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi dan pendapatan, tetapi juga memperkuat posisi Bandung sebagai kota distribusi dan tujuan pariwisata pasar yang inovatif dan modern. (han)