BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Hendry Andry berhasil menyelesaikan sidang promosi doktor Ilmu Sosial dalam bidang kajian Ilmu Administrasi Publik di Universitas Pasundan (Unpas) Pada Senin (9/9/2024).
Sidang ini berlangsung di Aula Mandalasaba Dr. Djoenjoenan, Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No. 41 Bandung.
Sidang Doktor Unpas ini dipimpin oleh Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., dengan promotor Prof. Dr. Hj. Ummu Salamah, M.S., dan co-promotor Dr. Yaya Mulyana Abdul Azis, M.Si.
Penguji yang terlibat dalam sidang ini meliputi Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si., Prof. Dr. H. Thomas Bustomi, M.Si., Prof. Dr. H. Soleh Suryadi, M.Si., dan Prof. Dr. H. Bambang Heru P, M.S.
Disertasi Hendry yang berjudul “Strategi Implementasi Kebijakan Community Based Tourism Kawasan Wisata Bono di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau” mengkaji efektivitas implementasi kebijakan pariwisata berbasis masyarakat di Kawasan Wisata Bono.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum efektifnya strategi implementasi kebijakan tersebut yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pelalawan.
“Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan mengelola objek wisata Kawasan Wisata Bono, yang terkenal di mancanegara karena gelombang pasang di sungai yang bisa digunakan untuk berselancar. Saya tertarik meneliti bagaimana pengelolaan objek wisata ini bisa dilakukan secara maksimal,” ujar Hendry dalam wawancara.
Hendry menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang melibatkan teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan, dan dokumentasi.
Informan kunci dalam penelitian ini termasuk Kabid Pariwisata Disparpora Kabupaten Pelalawan, staf bidang pariwisata, serta berbagai pihak terkait seperti Ketua Pokdarwis Teluk Meranti dan Ketua Balawista Bono.
Hasil penelitian Hendry menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk meningkatkan pengembangan kawasan wisata Bono melalui peran masyarakat,
strategi implementasi kebijakan Community Based Tourism (CBT) belum sepenuhnya efektif.
Faktor penghambat utama termasuk tujuan kebijakan yang terlalu umum, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, serta terbatasnya program pada event tertentu.
Hendry menyarankan bahwa strategi yang efektif memerlukan penerapan model implementasi kebijakan Grindle yang memperhatikan dimensi konten dan konteks kebijakan.
Hendry pun dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dan IPK 3,53, menjadi lulusan ke-265 dari program doktor Ilmu Sosial Pascasarjana Unpas.
“Harapan saya, hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi bagi Dinas Pariwisata dan juga masyarakat akademis yang tertarik untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini mungkin akan menemukan hal-hal baru jika dilanjutkan,” kata Hendry.
Hendry juga memberikan harapannya untuk Unpas.
“Sebagai salah satu universitas swasta tertua di Jawa Barat, Unpas memiliki kelebihan dengan banyaknya guru besar. Harapan saya, Unpas terus maju dan semakin banyak melahirkan doktor dan guru besar di berbagai bidang, termasuk Ilmu Sosial, Hukum, dan Manajemen,” ungkapnya.
Dengan prestasi ini, Hendry Andry menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan publik, serta kontribusinya terhadap peningkatan kualitas pengelolaan pariwisata di Indonesia. (han)