BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Tentara siber atau cyber forces adalah pasukan militer yang menggunakan teknologi informasi untuk melancarkan serangan siber dan melindungi infrastruktur digital negara dari ancaman serangan dunia maya.
Di era digital, keamanan siber menjadi elemen penting bagi kedaulatan nasional. Kedaulatan siber, menurut Aschmann, Van Vuuren, dan Leenen (2015), meliputi kemampuan negara untuk merancang aturan, hukum, dan norma perilaku terkait dunia maya guna melindungi data, sistem, dan jaringan dari interferensi pihak luar.
Dilansir dari Antara, Selasa (10/9/2024), Robert Hasan dkk. (2023) menguraikan tiga aspek penting dari kedaulatan siber, yaitu infrastruktur digital, perlindungan data, dan pengendalian konten.
Ketiga aspek ini perlu diperkuat untuk mencegah kerentanan terhadap serangan siber yang dapat menyebabkan pencurian data, penyalahgunaan informasi, dan propaganda yang memecah belah masyarakat.
Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-49 dalam National Cyber Security Index (NCSI) pada tahun 2023, dan meskipun terjadi kemajuan, serangan siber terus meningkat.
Data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan 74 juta anomali trafik terjadi antara Januari hingga Mei 2024, dan 44 juta di antaranya adalah aktivitas malware.
Sementara itu, AwanPintar.id melaporkan bahwa selama semester pertama 2024, serangan siber di Indonesia mencapai 2,4 miliar serangan.
Dalam hal ini, pemerintah perlu melakukan terobosan baru untuk melindungi kedaulatan digital, termasuk pengembangan pasukan siber.
Pasukan ini harus terdiri dari prajurit dengan keterampilan teknologi tinggi yang mampu melancarkan serangan dan melindungi jaringan negara.
Selain itu, cyber forces harus melibatkan kolaborasi antara militer, sipil, dan sektor swasta, dengan sistem perekrutan yang ketat untuk memastikan nasionalisme dan mencegah penyusupan.
Dengan membangun kekuatan pertahanan digital secara gotong royong, Indonesia dapat memperkuat keamanannya di dunia maya.
Perkembangan ini akan menjadi tantangan yang harus diantisipasi oleh kepemimpinan nasional, seperti yang diharapkan pada Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. (han)