BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, telah melantik A Koswara sebagai Pj Wali Kota Bandung yang baru, menggantikan Bambang Tirtoyuliono yang telah menjabat selama satu tahun.
Pelantikan berlangsung di Gedung Sate Bandung pada Jumat pagi, di mana Bambang kembali ke posisi definitifnya sebagai Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat.
“Pj itu kan semua ASN, dari awal harus bersedia ditempatkan dan bekerja di mana saja, sehingga rotasi, mutasi, promosi biasa. Dan untuk pak Bambang saya rasa ini mutasi biasa,” ungkap Bey di Gedung Sate Bandung.
Bey menjelaskan bahwa setiap jabatan memiliki mekanisme evaluasi yang bisa dilakukan setiap tiga, enam, sembilan bulan, atau satu tahun, dengan keputusan akhir berada di Kementerian Dalam Negeri mengenai perpanjangan masa jabatan.
Meskipun begitu, Bey menegaskan tidak ada penilaian negatif terhadap kinerja Bambang selama memimpin Kota Bandung, bahkan banyak terobosan dan inovasi yang berhasil diterapkan, termasuk pengelolaan sampah dan revitalisasi kawasan ikonik Braga dengan program “Braga Beken.”
“Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pj Wali Kota Bandung yang lama, saudara Bambang Tirtoyuliono, atas dedikasinya. Berbagai prestasi diukir seperti menghidupkan kawasan ikonik Braga, pengelolaan sampah yang semakin baik, serta upaya untuk mengangkat kebudayaan lokal, merupakan wujud nyata dari kerja keras dan komitmen yang luar biasa,” tuturnya.
Bey juga mengingatkan A Koswara tentang masa jabatannya yang singkat, sehubungan dengan akan adanya wali kota definitif pada Februari 2025.
Ia meminta agar Koswara tidak membuat kebijakan-kebijakan populis yang dapat menunda atau mengaburkan program kerja yang sudah ada.
“Melainkan agar dapat menyelesaikan dengan baik program-program yang telah direncanakan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bey berharap Koswara bisa melanjutkan program kerja yang sudah berjalan dengan baik, mendengarkan aspirasi masyarakat, serta menyelesaikan pekerjaan rumah yang tersisa.
Ia menekankan pentingnya menangani keluhan masyarakat terkait masalah di lapangan, seperti operasional pangkalan ojek yang cenderung premanisme dan dominasi taksi yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi warga.
“Masalah-masalah ini membutuhkan penanganan yang tegas, namun tetap bijaksana,” ungkapnya.
Bey mengingatkan bahwa Kota Bandung dihadapkan pada sejumlah target indikator makro yang harus dicapai secara optimal di akhir tahun 2024.
Indikator-indikator ini mencerminkan keberhasilan pembangunan di berbagai sektor, termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan tata kelola pemerintahan.
“Meski jabatan saudara berada dalam masa transisi, saya meminta agar hal tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk tidak tercapainya pencapaian indikator makro yang telah disepakati,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa Kota Bandung akan segera memasuki masa penting menjelang Pilkada Serentak 2024, yang merupakan fase krusial yang memerlukan perhatian khusus.
Bey menegaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus menjaga netralitas dan tidak berpihak pada kepentingan politik praktis.
“Sejatinya, pelantikan Pj Wali Kota Bandung hari ini dijadwalkan akan berbarengan dengan pelantikan Pj Bupati Bogor baru pengganti Asmawa Tosepu, namun hal tersebut ternyata urung dilakukan. Bogor belum ada (calonnya),” ungkapnya.
Masa jabatan Pj Wali Kota Bandung juga sama dengan Pj Wali Kota Sukabumi dan Pj Bupati Purwakarta, tetapi para penjabat saat ini, yaitu Kusmana Hartadji dan Benni Irwan, telah diberikan perpanjangan masa jabatan. (han)