BANDUNG , PASJABAR.COM — Bitread Publishing bekerjasam dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kota Bandung melalui program Sahabat Pena Dispusip.
Bitread Founder, Anita Hairunnisa mengatakan, melalui program ini peran lembaga pemerintah tersebut tidak hanya sebagai perpustakaan daerah, namun juga sebagai sebuah tempat inkubasi literasi. Bersama Dispusip, masyarakat dapat memperoleh referensi bacaan, ilmu, dan ide.
“Di Dispusip, para penulis memperoleh bimbingan untuk menulis atau berkarya hingga diterbitkan. Karya mereka tersebut akan menjadi koleksi Dispusip dan dapat dibaca oleh seluruh pengunjung,” ujar Anita, di sela Jambore Budaya Baca dan Festival Duta Baca Kota Bandung, di kantor Dispusip Kota Bandung, Jumat (26/4/2019).
Selanjutnya Anita mengatakan, masyarakat Bandung merupakan masyarakat yang lekat dengan budaya tutur. Berbagai legenda, dongeng, anekdot, banyolan, tatarucingan, dan banyak lagi seni tutur lainnya yang mewarnai tatar pasundan.
“Lewat seni tutur yang kemudian mewujud seni tulis dan seni berkomunikasi yang lebih kompleks, transfer kebudayaan serta nilai-nilai dari para leluhur diwariskan kepada generasi saat ini. Inilah salah satu peran penting literasi, yakni sebagai alat untuk melestarikan budaya dan berbagai nilai positif,” tandasnya.
Menurutnya, sebagai kota yang kreatif Bandung tidak boleh putus untuk terus menggerakkan rangkaian kegiatan Literasi. Sebab masyarakat yang maju, umumnya didukung oleh literasi yang bagus.
“Dengan semangat tersebut, untuk membangun kualitas sumber daya manusia di kota Bandung, Dinas Perpustakaan dan Arsip kota Bandung menyelenggarakan kegiatan tahunan yaitu Jambore Literasi dan Festival Duta Baca,” katanya.
Kegiatan yang diselenggarakan dari tanggal 26-27 April 2019 ini merupakan perhelatan tahun ke-6. Sekitar 300 orang terdiri dari pelajar, guru dan umum hadir dalam kegiatan ini. Terdiri dari pelajar SD, SMP, SMA dan guru, akan terlibat dalam kegiatan Jambore Budaya Baca dan Festival Duta Baca. Namun tidak seperti tahun sebelumnya, pada Jambore kali ini, Dispusip menghadirkan hasil dari program Community Development yaitu Sahabat Pena Dispusip.
Secara khusus Dispusip menggandeng Bitread Publishing untuk membuka dan menjalankan kelas penulis dan editor. Dispusip ingin menguatkan peran tak hanya sebagai tempat membaca dan meminjam buku, tapi juga sebagai inkubator bagi lahirnya penulis di Bandung.
“Bersama Dispusip para peserta menggali ide, memperoleh bimbingan kepenulisan dan editing, kemudian difasilitasi untuk menulis buku dan menerbitkannya,” ujar Anita.
Dimulai pada Maret 2019, lanjut dia, tiga program berjalan pada setiap akhir pekan. Program tersebut adalah kelas menulis untuk anak, kelas menulis guru, dan kelas editing. Selama dua bulan, para peserta kelas menulis dibimbing hingga akhirnya terbit sebuah buku antologi sebagai karya bersama. Antologi berjudul Miranda dan Cerita Persahabatan dari kelas menulis anak yang memuat beragam cerita keseharian dan imajinasi ditulis oleh anak-anak yang terdiri dari kelas 3 hingga kelas 6 SD. Sementara satu lagi Pena Sang Guru dari kelas menulis guru, ditulis oleh sebelas orang guru. Kedua buku ini diterbitkan bersama Bitread Publishing dan dirilis khusus pada tanggal 26 April 2019 di pembukaan Jambore Literasi 2019 bersama Asisten Pemerintah Kesra, Bapak Drs. H. Priana Wirasaputra, M.M mewakili Walikota Bandung sangat mengapresiasi terbitnya buku ini—yang merupakan hasil dari program Community Development tersebut.
“Minat baca dan menulis masyarakat kota Bandung harus ditingkatkan agar kemajuan sumber daya dapat segera dicapai,” katanya.
Pada tahap awal ini Dispusip kota Bandung berhasil melahirkan 50 penulis dan editor yang siap meramaikan literasi di Kota Bandung. Ia mengaku yakin masyarakat menaruh harapan besar agar Sahabat Pena Dispusip akan terus bergulir dan menjadi program permanen dari bagian Dispusip Kota Bandung.
“Sehingga masyarakat tahu ke mana mereka harus menggali ilmu kepenulisan di Bandung,” pungkasnya. (*/tie)