BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Paguyuban Pasunan menyebutkan jika dosen Universitas Pasundan (Unpas) yang diduga ada dalam rekaman video Sunda Empire yang beberapa waktu lalu viral di media sosial, sudah tidak aktif lagi mengajar di Pasundan.
“Saya mendapat informasi ketika sedang belorah raga, ada yang menyebutkan jika salah seorang yang di video viral Sunda Empire adalah mantan dosen di Unpas. saya katakan itu bukan dosen yang masih aktif di Unpas tapi sudah berhenti semenjak saya masih menejadi rektor Unpas,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si, Senin (20/1/2020).
Dikatakannya, jika mantan dosen Unpas tersebut awalnya merupakan dosen DPK di Unpas, namun karena berminat mencalonkan menjadi anggota legislative dia kemudian mengundurkan diri dari Unpas.
“Akhirnya yang bersangkutan itu keluar memang keluar dari dosen UNPAS, ya itu sekitar sepuluh tahun yang lalu. Jadi saya pastikan apa yang dilakukannya tidak ada sangkup pautnya dengan Paguyuban Pasundan dan Unpas,” tegasnya.
Sementara itu menanggapi kehadiran Sunda Empire yang diduga berpusat di Bandung, Didi menegaskan jika Paguyuban tidak memiliki kedekatan dan hubungan apapun.
“Jadi sebetulnya saya kurang tahu kapan tercetus itu (Sunda Empire.red), baru setelah di media ramai baru saya tahu, lantas saya menyelusuri yang pertama memang tidak ada irisan atau kaitan dengan Paguyuban Pasundan. Yang kedua inikan retorika atau motif sama dengan Kerajaan Agung sejagat. Bagi saya itu menarik, dan dimunculkannya kok bersama, saya berpendapat melihat ada motif ekonomi mereka punya fantasi aset kerajaan kerajaan lokal dulu Indonesia. Mereka beranggapan bahwa ada perjanjian dengan eropa itu setelah sekian ratus tahun harus kembali,” paparnya.
Didi menilai apa yang dinyatakan oleh Pimpinan Sunda Emipre adalah mimpi mereka disiang bolong, terutama melihat situasi saat ini yang tegah aman dan damai khususnya di Jawa Barat, “ngawawaas jaman baheula anu tingtrim tentrem sejahatra”Jelas Didi.
Ia berharap jika fenomena tersebut menjadi intropeksi bagia semua pihak, selain itu bagi kepolisian, harus di korek dan segera dituntaskan.
“Karena bagaimanapun juga ini mengusik perasan masyarakat di Jabar, karena tidak akan berpikiran mayoritas orang Jabar seperti itu. Jangan-jangan ada orang yang memiliki kepentingan yang mengatasnamakan Sunda dan hal itu jangan sampai terjadi, karena itu akan sangat merugikan,” tegasnya. (tan/tie)