BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Para penyandang disabilitas daksa atau tunadaksa kini punya alternatif olahraga baru. Namanya sepak bola tangan. Seperti apa olahrag ini?
Sepak bola tangan ini diinisiasi Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Bandung sejak 2003. Hal ini berasal dari keinginan mereka untuk bermain sepak bola. Namun, kondisi fisik membuat mereka harus mencari cara agar tetap bisa bermain sepak bola meski dengan cara berbeda.
Sehingga, dibuat berbagai aturan khusus yang sebagian diadposi dari aturan sepak bola. Ada juga aturan dalam olahraga lain yang diadaptasi dalam permainan ini.
Sempat dimainkan oleh anggota PPDI pada 2003, permainan ini tak lama kemudian mati suri. Pada 2009, sepak bola tangan ini kembali dimainkan. Namun, lagi-lagi kembali mati suri.
Pada pertengahan 2020, sepak bola tangan ini kembali diaktifkan. Apalagi, peminatnya juga cukup banyak. Sehingga, mereka secara perlahan memainkan kembali olahraga ini dengan mengambil tempat di area Wyataguna.
Bahkan, beberapa waktu lalu dibuat turnamen sepak bola tangan dengan tim peserta dari kawasan Bandung Raya. Lokasi turnamen digelar di area lapangan SLBN Cicendo Kota Bandung.
“Dari hari ke hari alhamdulillah peminat olahraga ini semakin banyak. Dari yang tadinya hanya dari Kota Bandung, lalu ada dari Cimahi dan beberapa daerah lain. Makanya kita berpikir untuk kita seriuskan saja kegiatan ini,” kata Ketua PPDI Kota Bandung Guntur Afandi.
Kini, Guntur dan rekan-rekannya sedang mengupayakan agar olahraga tersebut jadi cabang olahraga (cabor) resmi bagi disabilitas dan dipertandingkan di berbagai kejuaraan. Minimal, sepak bola tangan ini menjadi pertandingan eksebisi dalam turnamen olahraga multievent seperti Peparda atau Peparnas.
Sebagai langkah awal, Guntur dan rekan-rekannya berencana membentuk semacam PSSI-nya sepak bola tangan. Sebab, sejauh ini belum ada induk organisasi resmi yang menaungi olahraga tersebut. Ia juga akan berkomunikasi dengan NPCI agar sepak bola tangan mendapat ‘pengakuan’.
Roadshow ke berbagai daerah rencananya juga akan dilakukan untuk menyosialisasikan sepak bola tangan. Harapannya, semakin banyak yang menggeluti olahraga tersebut.
“Alhamdulillah, sekarang juga sudah ada draft baku soal berbagai aturan dalam pertandingan ini yang nanti akan kita ajukan ke lembaga terkait,” ungkap Guntur.
Seperti Apa Permainannya?
Secara umum, permainan sepak bola tangan ini seperti futsal. Setiap tim yang bertanding maksimal memainkan enam pemain. Durasi permainannya 40 menit dengan masing-masing tiap babak 20 menit. Masa istirahat atau jeda di antara dua babak adalah 15 menit.
Area lapangan yang dipakai berukuran 18×9 meter dengan gawang bertinggi 1,5 meter dan tinggi 3 meter. Saat bermain, pemain harus menggiring bola menggunakan tangan. Itu pun bola tak boleh dilempar. Jika ingin memberi umpan tinggi, maka harus ‘disepak’ menggunakan tangan.
Penggunaan kaki jadi hal terlarang. Kaki hanya boleh digunakan untuk merangkak. Namun, pengecualian bagi kiper. Kiper boleh berdiri, tapi maksimal menggunakan lutut.
Beberapa larangan lainnya adalah tak boleh menghentikan bola di udara dengan tangan, kiper tak boleh menangkap bola aktif dari rekannya, dilarang mengambil bola dari area belakang pemain lawan, serta tak boleh menyodorkan anggota tubuh dengan sengaja untuk menjegal lawan.
Dalam permainan ini, yang cukup dikuras adalah bagian pinggang. Sebab, pemain harus berlari dengan cara merangkak. Selain itu, tangan juga sangat dikuras tenanganya. Sebab, tangan jadi senjata utama dalam permainan ini. (ors)