BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Kegalauan mencari jati diri acapkali melanda generasi muda. Seperti bingung memilih pergaulan, hobi hingga karir.
Menanggapi hal ini Mojang Jawa Barat 2021, Ninda Destiani juga bercerita bahwa ia juga pernah mengalami hal yang sama.
“Pada saat saya menginjak umur 20 an dan sudah menjadi mahasiswa, saya sempat merasakan kondisi ragu terhadap diri sendiri mengenai jati diri atau masa depan saya,” tuturnya kepada PASJABAR, Kamis (21/10/2021).
Ninda berkata bahwa di usia 20-an ia sempat bingung, karena melihat teman-temannya yang meskipun masih mahasiswa tapi udah menemukan passion dan jati dirinya sehingga bisa memprediksi masa depannya.
“Tidak hanya soal jati diri atau passion, saya pernah merasakan krisis terhadap finansial bahkan relationship,” tambahnya.
Meskipun masih mahasiswa, tapi memasuki umur 20 tahun yang sudah dewasa bagi Ninda bisa bekerja itu adalah hal yang wajib, karena ketika kita bisa menghasilkan uang dengan keringat sendiri kita bisa mengerti arti dari dewasa itu sendiri.
“Sempat kepikiran ‘gimana cara nya bisa kuliah sambil kerja?’ Tapi harus enjoy dengan kuliah,” imbuhnya.
Hingga akhirnya ia pun bekerja sebagai freelancer, namun menginjak usia 22 tahun, ia malah bingung untuk menyelesaikan tugas akhirnya karena keasikan bekerja.
“Tapi di sisi lain saya sadar semua harus diubah agar lebih baik, maka dari itu satu per satu saya selesaikan,” ulasnya.
Selalu Positif Thinking
Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Pasundan Cimahi ini menambahkan bahwa kunci dalam menghadapi kegalauan di usia 20-an adalah positif thinking, di mana kita jangan membanding-bandingkan hidup diri kita dengan orang lain. Karena kisah, proses dan tujuan setiap orang pasti berbeda.
“Kemudian harus bisa eksplor hidup seperti banyak bergaul, banyak baca, perbanyak relasi dan pengalaman. Pokoknya upgrade your self,” tandasnya.
“Sibukin diri kamu dengan hal yang positif, seperti berolahraga, jadi volunteer di sebuah komunitas, ikutan lomba-lomba yang kamu suka,” tambahnya.
Menurut Ninda, menghadapi kondisi perasaan krisis adalah yang wajar dimana quarter life crisis seringkali muncul pada orang-orang 20 – 30 tahun, ada sekitar 6 dari 10 orang mengalami ini.
“Menurut saya wajar saja seseorang mengalami ini karena quarter life crisis terjadi secara natural disebabkan dari sifat manusia,” tandas peraih Delegasi Asean University Students Leadership Conference 2020.
Mencari Inspirasi
Ninda juga mengaku sering mencari inspirasi seperti dari sosok Putri Tanjung, seorang entrepreneur muda yang sangat sukses dan sekarang menjadi staff khusus Presiden.
“Yang seperti itu lah contoh anak muda inspiratif, Anak muda yang bisa keluar dari zona nyaman, yang berani mengambil resiko dan keputusan serta punya jiwa leadership,” ulasnya.
Ninda juga berkata bahwa ia selalu bersemangat dan bisa bangkit dari perasaan krisis karena hidup hanya sekali, sehingga ia ingin memanfaatkannya sebaik mungkin dan bisa bermanfaat bagi banyak orang.
“Saya juga setuju dengan statement ‘hidup adalah pilihan’ jika kitu ingin hidup kita lebih baik maka set your mind as well as possible,” ucapnya.
Ninda juga menyampaikan kepada kita untuk selalu bersemangat, bersyukur dan manfaatkan waktu sebaik sebaik mungkin. (tiwi)