CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Cimahi, Jawa Barat, sejak Senin (28/7/2025) malam menyebabkan banjir di Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan.
Salah satu yang terdampak paling parah adalah kompleks Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Darussurur. Genangan air bercampur lumpur merendam hampir seluruh ruang kelas, mengganggu aktivitas belajar mengajar pada Selasa pagi (29/7/2025).

Pantauan di lokasi, puluhan siswa bersama guru dan staf sekolah bahu membahu membersihkan sisa lumpur. Serta menguras air menggunakan peralatan seadanya.
Mereka tampak mengangkat meja dan kursi ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan perabot sekolah yang masih bisa dipakai.
“Ketinggian air kemarin malam hampir satu meter. Banyak buku, dokumen penting, dan peralatan sekolah yang rusak. Kami masih mendata kerugian sambil membersihkan kelas agar bisa segera digunakan kembali,” ungkap Arifin, petugas sekolah Darussurur.
Delapan Ruang Kelas Terendam
Menurut pihak sekolah, banjir merendam delapan ruang kelas yang terdiri dari jenjang SD hingga SMK. Selain ruang kelas, fasilitas penunjang seperti laboratorium komputer dan perpustakaan juga turut terdampak.
Air mulai masuk sekitar pukul 19.00 WIB dan baru mulai surut menjelang tengah malam.
Peristiwa ini dinilai sebagai banjir terparah sepanjang tahun 2025 di sekolah tersebut. Selain akibat curah hujan yang tinggi, penyempitan saluran drainase di sekitar kawasan sekolah menjadi penyebab utama luapan air yang tak terkendali.
Dampak ke Permukiman Warga
Tidak hanya sekolah, belasan rumah warga di sekitar Yayasan Pendidikan Islam Darussurur juga ikut terendam dengan ketinggian air antara 40–70 sentimeter.
Warga terpaksa mengamankan perabotan ke lantai dua atau ke tempat yang lebih tinggi. Sebagian barang rumah tangga dilaporkan rusak akibat terendam terlalu lama.
“Kami sudah beberapa kali mengeluhkan masalah saluran air yang kecil ini. Setiap hujan deras pasti meluap ke permukiman. Harapannya segera ada perbaikan supaya tidak terulang lagi,” kata Priatna, warga terdampak banjir.
BPBD Lakukan Assessment dan Penanganan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi langsung menurunkan tim Unit Reaksi Cepat untuk melakukan assessment di lokasi banjir. Dari pendataan sementara, terdapat 11 rumah warga dan satu kompleks sekolah yang terendam.
“Kami masih melakukan pemantauan dan mendata kerugian. Penanganan awal dilakukan dengan penyedotan air menggunakan pompa alkon dan pembersihan sisa lumpur,” jelas Jaka Umbara, anggota Unit Reaksi Cepat BPBD Kota Cimahi.
BPBD juga mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi hujan susulan mengingat prakiraan cuaca dari BMKG masih menunjukkan potensi hujan intensitas tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Harapan Perbaikan Drainase
Pihak sekolah berharap Pemerintah Kota Cimahi segera melakukan normalisasi saluran drainase di wilayah Kelurahan Utama.
Perbaikan sistem saluran dinilai mendesak agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. Mengingat kawasan tersebut termasuk titik rawan banjir setiap musim hujan.
“Sekolah ini menjadi tempat belajar ratusan siswa. Kalau setiap hujan deras selalu kebanjiran, proses belajar sangat terganggu. Kami berharap pemerintah segera turun tangan,” pungkas Arifin. (uby)












