BANDUNG, PASJABAR.COM — UIN Sunan Gunung Djati Bandung mewisuda 1078 lulusan tahun akademik 2018/2019, beberpa waktu lalu di Aula Gedung Anwar Musaddad, Kampus I, Jalan AH Nasution 105, Cibiru, Kota Bandung.
Mereka terdiri atas 553 program sarjana; 75 orang program magister; dan 50 orang program doktor.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Mahmud, M.Si.di hadapan ribuan wisudawan ke-73 mengungkapkan bahwa masyarakat dunia saat ini sedang menghadapi tantangan besar era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan munculnya kecerdasan buatan (artificial intelligence). Semua aktivitas manusia berbasis pada teknologi robotis.
“Revolusi industri telah mendatangkan berbagai kemudahan di satu sisi, dan sekaligus telah menghadirkan fenomena disrupsi di sisi lain,” terangnya.
Menurutnya, disrupsi menginisiasi lahirnya model baru dengan strategi lebih inovatif dan kreatif. Disrupsi dipandang sebagai era semua orang berlomba menciptakan inovasi. Banyak pihak yang menjadi korban era disrupsi, di antaranya adalah transportasi konvensional, mall, dan media cetak. Selebihnya, era disruptif pun dapat menghancurkan tatanan nilai yang telah tertanam di masyarakat Indonesia.
“Tegasnya, era revolusi industri 4.0 ini memberi peluang inovasi kreatif sekaligus tantangan kepada setiap institusi negara, termasuk perguruan tinggi,” ujar Prof Mahmud.
Oleh karena itu, katanya, UIN SGD Bandung sebagai lembaga pendidikan tinggi menghadapi banyak tantangan. Antara lain penyiapan kebutuhan lulusan pendidikan tinggi yang memiliki kompetensi dan kemampuan kerja dan sikap kerja (employability).
Pembentukan sikap mahasiswa dan lulusan yang toleran, empatik, menghargai ragam budaya, dan cinta tanah air. Penyesuaian kurikulum dengan mengintegrasikan literasi baru untuk merespon revolusi industri.
“Selain itu pengembangan sarana prasarana mutakhir, terutama untuk menyiapkan proses pembelajaran model daring dengan memanfaatkan teknologi informasi khas era revolusi industri. Antara lain smart class room, augmented reality, artificial intelligence, virtual reality, dan analisis data, yang sifatnya berfokus pada efisiensi proses pembelajaran,” tandasnya. (tan)