CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Selasa, 20 Mei 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home PASBANDUNG

Jumlah Penderita Thalassemia di Bandung Meningkat

Yatti Chahyati
25 Januari 2019
Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

BANDUNG, PASJABAR.COM — Ketua Yayasan Thalassemia Indonesia Jawa Barat, Chairul Amri mengimbau warga Kota Bandung memeriksa kemungkinan adanya sifat gen Thalassemia dalam diri. Hal itu penting untuk mencegah semakin banyaknya penderita Thalassemia di Kota Bandung.

“Hari ini jumlah penderita Thalassemia semakin banyak setiap tahunnya. Tapi itu sesungguhnya bisa dicegah,” ujar Chairul.‎

Thalassemia merupakan penyakit ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi sel darah merah. Penyakit yang diturunkan melalui gen ini pun mengharuskan penderitanya untuk melakukan transfusi darah setiap bulan seumur hidupnya. Hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tak heran, penderita Thalassemia adalah pengguna BPJS Kesehatan nomor 5 terbesar di Indonesia.

“Sekali transfusi itu dipaket oleh BPJS dapat 2 labu darah, obat, biaya dokter, biaya rumah sakit, rawat inap. Untuk paket tipe A Rp13 juta paling sedikit satu kali transfusi,” jelas Chairul.

Di Kota Bandung, ada tiga rumah sakit yang melayani pasien Thalassemia dengan bantuan dari BPJS Kesehatan, yaitu RSUP Hasan Sadikin, RS. Hermina, dan RS. Santosa. Secara keseluruhan ada 832 penderita di tiga rumah sakit tersebut.

Baca juga:   Bandung dalam Lintasan Sejarah dan Sastra: Bedah Novel Braga at Paris van Java

“Tetapi ada juga yang tidak terdata oleh kita. Karena ada suatu pesan di masyarakat tertentu yang menyembunyikan ini, aib buat mereka. Dia biayai sendiri. Dia berobat di RS Borromeus atau di rumah sakit swasta yang lain. Cost-nya cukup tinggi, ya mungkin mereka mampu silakan, nggak masalah,” papar Chairul.

Namun Chairul menegaskan, sesungguhnya penyakit ini bisa dicegah perkembangannya melalui komitmen yang kuat. Satu-satunya cara untuk menekan laju pertumbuhan penyakit ini adalah menghindari pernikahan dengan sesama pembawa sifat gen Thalassemia. Itulah sebabnya ia sangat menganjurkan kepada pasangan yang akan menikah untuk melakukan screening.

“Pencegahannya gampang. Kalau saya tahu kalau saya pembawa sifat, saya jangan cari calon istri yang pembawa sifat. Tapi kalau mau menikah, ya nggak masalah, silakan. Tapi siap tidak punya anak seperti ini (Thalassemia),” katanya.

Baca juga:   Liburan Sekolah Bisa Belajar Kerajinan Tangan dan Merajut di Splendore Workshop Bandung

Pencegahan dengan cara ini, lanjutnya, bukan berarti melarang pasangan pembawa sifat untuk menikah. Namun, pasangan pembawa sifat harus mengantisipasi potensi memiliki anak yang menderita Thalassemia.

Berdasarkan Hukum Genetika Mendel, peluang anak yang lahir dari orang tua pembawa sifat untuk menderita Thalassemia adalah 25%. Dan hanya 25% pula peluang anak untuk tidak mendapat gen Thalassemia. 50% lainnya adalah peluang anak untuk menjadi pembawa sifat.

Lain halnya jika pembawa sifat menikah dengan yang bukan pembawa sifat. Peluang anak yang lahir dari pasangan tersebut 50% tidak pembawa sifat (normal) dan 50% pembawa sifat. Jika sistem ini diterapkan dengan komitmen yang baik, Chairul percaya bahwa penderita Thalassemia di Indonesia bisa diturunkan sampai 0% dalam kurun waktu tertentu.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M. Danial mendukung gagasan Chairul agar warga Kota Bandung memeriksakan diri ke laboratorium sedini mungkin. Hal tersebut penting untuk melindungi generasi ke depan agar terhindar dari penurunan gen ini.

Baca juga:   Diduga Kasus Narkoba, Kapolsek Astanaanyar Digantikan

Oded lantas menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan untuk berkoordinasi dengan Yayasan Thalassemi Jawa Barat untuk mengatur mekanisme agar warga Kota Bandung mendapat kemudahan akses terhadap screening Thalassemia ini.

“Saya minta Dinkes untuk koordinasi dengan Yayasan Thalassemi dan POPTi (Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia) agar pencegahan ini bisa kita laksanakan. Ini penting untuk warga kita,” ujar Oded.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita pun mendukung segala bentuk upaya pencegahan Thalassemia. Pihaknya akan berkoordinasi dengan jajaran terkait agar gagasan ini bisa dikaji dan diterapkan.

“Tentunya Pemkot Bandung sangat mendukung berbagai upaya untuk mulai concern pada Thalasemia ini. Karena penderita Thalassemia sebanyak 40 % ada di Jawa Barat,” ungkap Rita.

Terlebih lagi, katanya, beban yang harus dihadapi oleh penderita Thalasemia terbilang cukup berat karena perawatannya seumur hidup.

“Penderita Thalassemia yang setiap minggunya harus mendapat transfusi seumur hidup. Walau ditanggung BPJS beserta obat obatannya tapi tentunya sangat berpengaruh pada orang tua dan keluarga karena harus mendampingi anaknya bulak balik ke rumah sakit,” katanya. (put)‎

Print Friendly, PDF & Email
Editor:
Tags: bandungthalassemua


Related Posts

Nafara : Mei Jadi Momentum Emas Bagi Pertumbuhan Ekonomi di Bandung
PASBISNIS

Nafara : Mei Jadi Momentum Emas Bagi Pertumbuhan Ekonomi di Bandung

12 Mei 2025
Polresta Bandung Patroli premanisme
PASBANDUNG

Polresta Bandung Gencarkan Patroli Cegah Premanisme Saat Minggu Gajian

11 Mei 2025
Pameran “On Slowness: Painting Displacement”
HEADLINE

Pameran “On Slowness: Painting Displacement”

21 April 2025

Recommended

Barcelona Femeni Bungkam Eintracht Frankfurt 2-0

Barcelona Femeni Bungkam Eintracht Frankfurt 2-0

1 tahun yang lalu
FIFA melakukan inspeksi di Stadion si Jalak Harupat.

Persiapan Jabar Sudah Maksimal, Emil Kecewa Piala Dunia U-20 Gagal

2 tahun yang lalu
Mayat Pemuda Ditemukan Dalam Mobil di Parkiran Stasiun Bandung

Mayat Pemuda Ditemukan Dalam Mobil di Parkiran Stasiun Bandung

1 tahun yang lalu
Rektor ITB Minta Maaf Bikin Gaduh Masalah SBM ITB

Ini Penyebab Konflik Forum Dosen SBM ITB dan Rektor ITB

3 tahun yang lalu

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Stefano Lilipaly Kembali Perkuat Timnas Indonesia
HEADLINE

Stefano Lilipaly Kembali Perkuat Timnas Indonesia

20 Mei 2025

www.pasjabar.com -- Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, telah mengumumkan daftar 32 pemain yang akan menjalani pemusatan latihan...

DPRD Kota Bekasi

LKPJ 2024 Dibahas, DPRD Kota Bekasi Sorot Sejumlah OPD

20 Mei 2025
Cerita Ragnar Oratmangoen Memutuskan Mualaf Memeluk Agama Islam

Ragnar dan Elkan Absen Bela Timnas Indonesia Lawan Tiongkok

20 Mei 2025
Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab Meninggal

Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab Meninggal

20 Mei 2025
film Indonesia

Empat Film Indonesia Melaju ke Festival Film Internasional Venesia 2025

20 Mei 2025

Highlights

Ibrahim Sjarief Assegaf, Suami Najwa Shihab Meninggal

Empat Film Indonesia Melaju ke Festival Film Internasional Venesia 2025

DPRD Kota Bekasi Soroti Kinerja Pemkot dalam LKPJ 2024

Foo Fighters Akan Guncang Jakarta Oktober 2025, Tiket Dijual 26 Mei

Ribuan Pensiunan Pos Indonesia Gelar Aksi Tolak Pemangkasan Benefit

Bupati Bandung Tinjau Longsor di Nagreg, Beberapa Bangunan Rusak

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.