Dedi Supriadi Jaga Loyalitas Etika dan Kinerja

ADVERTISEMENT

CIMAHI, PASJABAR.COM — Melaksanakan dengan baik apa yang ditugaskan dan mensyukuri apa yang diberikan adalah motto dari Ketua STKIP Pasundan Cimahi, Dr. Dedi Supriadi, M.Pd.

Pria kelahiran Bandung, 25 Desember 1960 ini mengungkapkan bahwa dengan bersyukur, kehidupan akan terasa lebih mudah dan nikmat untuk dijalani. Termasuk lika-liku perjalanannya di dunia pendidikan dengan  memegang prinsip loyalitas, etika, dan kinerja.

Lulusan IKIP  jurusan kepelatihan pada tahun 1986 yang juga menuntaskan studi magisternya di UPI Jurusan Pendidikan Olah raga  tahun 2010, dan doktor di UNJ pada jurusan Pendidikan Olah raga tahun 2016 ini bercerita bahwa pada mulanya ia tidak memiliki keinginan menjadi dosen.

“Dulu saya lebih tertarik menjadi seorang guru ketimbang dosen, namun usai lulus dari IKIP saya berkesempatan menjadi dosen di STKIP Galuh dan mulai mengajar sejak tahun 1987 hingga 1997,” ungkapnya.

Pada tahun 1988 Dedi, mengikuti mendaftar menjadi PNS dan pada tahun 1989 ditugaskan untuk mengajar di STKIP Pasundan. Lima tahun kemudian ia diangkat menjadi sekertaris prodi, kemudian ketua prodi, berlanjut menjadi wakil ketua 3 bidang kemahasiswaan,  setelah itu menjadi kepala UPTTPM, menjadi wakil ketua 1 Bidang akademik dan kerjasama  dan saat ini menjadi ketua STKIP Pasundan Cimahi.

“Tidak terasa tiga puluh tahun sudah saya mengabdi di STKIP Pasundan, terlibat dan merasakan bagaimana kampus ini berkembang dari dulu hingga kini,” terangnya.

Mengajar beragam mata kuliah sudah ia alami mulai dari materi praktek  gulat, judo, tenis meja, soft ball, ataupun materi teori seperti mekanika, ilmu fa’al, falsafah dasar olah raga, ilmu kepelatihan dan lain sebagainya. Saat ini ia pun masih  mengampu mata kuliah ilmu fa’al  dan pencak silat.

“Memang saya juga hobi dengan dunia olah raga sejak kecil  khususnya sepak bola, dan karena saya bergelut di dunia keolahragaan, maka dituntut untuk mengenal semua cabang olah raga dan menguasainya,” jelasnya yang pernah berprestasi dalan bidang  atletik dan judo.

Olah raga sendiri, menurut Dedi sangat bermanfaat, diantaranya secara fisiologis banyak sekali penyakit non infeksi yang bisa disembuhkan seperti jantung, kolestrol, diabetes dan lain-lain, sehingga olah raga merupakan bagian dari rutinitas yang tidak dilewatkan meski memiliki beragam kesibukan.

Dedi juga selalu menekankan kepada para mahasiswanya untuk memaknai hakikat olahraga, memahami terlebih dahulu kemudian mengaplikasikannya. Lewat ilmu fa’al olah raga bukan hanya sekedar aktifitas, namun juga memiliki dampak yang lebih besar bagi kesehatan mental dan jiwa.

“Menjadi seorang pendidik tentu banyak kebanggaan dan kebahagiaan yang saya rasakan, melihat mahasiswa binaan yang sukses dan prestasi. Menjadi pengajar membuat saya seakan memiliki lebih banyak saudara, karena alumni STKIP, bagi saya tidak ada bedanya dengan anak sendiri, seperti keluarga sendiri. Jika diistilahkan dalam bahasa sunda ‘teu sieun kapoekan, teu sieun kalaparan'”, ulas anak ke tiga dari sepuluh bersudara.

Mengenai peran pendidikan sendiri menurut Dedi adalah sebuah proses yang dapat mendewasakan,  merubah sikap mental menjadi lebih bijaksana dan arief dalam menyikapi kehidupan disamping mendapatkan kompetensi dari bidang yang dipelajari.

Mungkin setiap orang tidak selalu berprofesi searah dengan jurusan yang diambil saat berkuliah, tidak sedikit lulusan bidang olah raga menjadi polisi, tentara atau bekerja di instansi pemerintah yang lainnya, namun apa yang sudah dipelajari tetap menjadi modal, dan perubahan pola pikir.

“Pendidikan adalah hal yang penting, dan memiliki peran yang besar bagi perkembagan seorang manusia. Saya berharap pendidikan di Indonesia semakin maju dan melahirkan pribadi-pribadi yang berkualitas bukan hanya intelektulitanya maupun mentalitasnya,” terangnya.

Terakhir, Dedi pun menyampaikan untuk bersama-sama menjadi pribadi yang penuh rasa syukur.

“Semoga saya bisa menjadi pribadi yang penuh rasa syukur dan memberikan kebaikan dan manfaat bagi sesama,” tandasnya siang itu. (Tan)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Puluhan Pengungsi Gempa di Kertasari Mengeluh Sakit, Tim Medis Dikerahkan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Akibat cuaca dingin, puluhan pengungsi di tenda pengungsian gempa Kertasari mengeluh sakit.…

44 menit ago

Dedi Mulyadi Ajak Paguyuban Pasundan Lakukan Ini di Jabar

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Politikus yang juga Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengajak Paguyuban Pasundan…

45 menit ago

Jeni Cindianti, Gadis dengan Segudang Cita-cita

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM-- Jeni Cindianti, yang akrab dipanggil Jeni, adalah sosok gadis yang penuh dengan semangat…

46 menit ago

Operasikan Dapur Umum untuk Pengungsi Gempa, 7.000 Paket Makanan di Siapkan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kabupaten Bandung mulai mengoperasikan dapur umum untuk mendukung kebutuhan logistik bagi…

2 jam ago

Tiga Kali Beruntun! Jawa Barat Kunci Gelar Juara Umum di PON 2024

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kontingen Jawa Barat dipastikan berhasil mengunci gelar juara umum pada Pekan Olahraga…

2 jam ago

Bocah 4 Tahun Tertimpa Reruntuhan karena Gempa, Kang DS Sampaikan Duka

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bupati Bandung Dadang Supriatna menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Fauzan,…

3 jam ago