BANDUNG, PASJABAR.COM — Ratusan anak-anak down syndrome berkumpul untuk memperingati World Down Syndrome Day 2019 di Balai Kota Bandung pada Minggu (31/3/2019). Mereka menampilkan beragam kemahirannya dalam bernyanyi, menari, bermain drum, serta beragam kemampuan lainnya.
Aksi mereka cukup menghibur para pengunjung Balai Kota Bandung. Apalagi, mereka juga mengajak para pengunjung menari flash mob dengan diiringi lagu ‘Meraih Bintang’ yang dipopulerkan Via Vallen.
Semua orang berbaur menjadi satu. Anak-anak down syndrome dan orangtuanya serta mereka yang ada di lokasi terlihat menari dengan menyenangkan.
Yang paling terasa, anak-anak down syndrome itu terlihat bahagia. Mereka seolah menemukan tempat untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan pada dunia bahwa mereka sama dengan anak-anak lain.
Mereka juga penuh percaya diri menampilkan beragam keahliannya. Tepuk tangan meriah pun selalu mengiringi setiap anak-anak down syndrome yang unjuk kemampuan.
Melalui kegiatan itu, publik diajak membuka mata soal anak-anak down syndrome. Meski memiliki keterbatasan, tapi mereka punya kemampuan untuk bisa seperti anak-anak lain.
Publik juga diharapkan tidak lagi memiliki persepsi negatif tentang mereka. Kehadiran mereka justru harusnya mendapatkan sokongan dari publik agar mereka punya rasa percaya diri untuk berkembang.
“Anak down syndrome ini lahir dengan keistimewaan tersendiri. Tapi mereka bisa (melakukan sesuatu seperti anak lain), hanya saja berbeda dan mereka butuh waktu lebih panjang untuk melakukan itu. Bukan berarti tidak bisa, mereka bisa,” Rina Niawati, salah seorang panitia.
Melalui kegiatan itu, panitia yang berasal dari Perhimpunan Orangtua dengan Anak Down Syndrome (POTADS) Kota Bandung juga ingin membangkitkan semangat para orangtua yang memiliki anak down syndrome. Mereka tidak sendirian.
Di luar sana banyak orangtua yang bernasib seperti mereka. Tapi banyak orangtua yang bangkit dan jadi contoh. Mereka pun menempa anaknya agar menjadi lebih baik. Para orangtua itu pun akhirnya bangga memiliki anak down syndrome alias tidak larut dalam rasa minder dan malu.
“Punya anak down syndrome itu bukan akhir dari segalanya,” ajak Rina. (ris)