KBB, WWW.PASJABAR.COM — Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah terowongan atau Tunnel Walini di kawasan Perkebunan Maswati, Desa Kanagasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat berhasil ditembus.
Setelah pengerjaan selama 15 bulan, terowongan dengan panjang 608 meter ini menjadi yang pertama yang berhasil ditembus dari 13 terowongan KCJB yang akan dibangun.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyaksikan detik- detik penembusan Tunnel Walini ini dalam acara “Walini Tunnel Breakthrough” pada Selasa (14/5/19). Ikut menyaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Jenderal Pengadaaan Tanah Arie Yuriwin, serta jajaran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Gubernur Ridwan Kamil menyambut baik progres KCJB yang menurutnya ‘luar biasa’ ini. Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, berharap di akhir 2019 konstruksi KCJB bisa mencapai progres yang lebih mendekati target. Sehingga target di 2021 Kereta Cepat beroperasi, dapat tercapai.
Dengan wewenangnya sebagai Gubernur, Emil menyatakan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat telah menyelesaikan berbagai dinamika yang didapati selama proyek berlangsung.
“Terakhir kita bahas yang melewati Purwakarta, melewati tambang- tambang yang juga bagian dari jalur. Kemudian kita juga sudah putuskan koneksi dari Tegalluar ke Kota Bandung dengan LRT adalah dua kilometer, dari situ nyambung ke eksisting jalur kereta ke Kebonkawung pusat kota Bandung,” ucap Gubernur.
Selain itu, lanjut Emil, ke depan juga akan dibuat stasiun transit, berlokasi di wilayah Masjid Raya Al- Jabbar Gedebage, Kota Bandung. Rencananya, Emil sendiri yang akan mendesain bangunan stasiun tersebut.
Menurut Emil, proyek kereta api cepat ini akan menjadi kebanggaan nasional. Selain akan mendukung pergerakan ekonomi juga akan lahir kota- kota baru. “Penduduk Jawa Barat ini hampir 50 juta, dengan lahirnya kota- kota baru akan menjadi titik pemerataan pertumbuhan,” kata Emil.
“Hingga suatu saat bukan tidak mungkin ada warga Walini kerjanya di Jakarta,” trambahnya.
Emil berharap, model percepatan transportasi ini bisa menjadi penghubung di daerah strategis lain yang cepat pertumbuhan industrinya.
Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan pembangunan kereta cepat Jakarta- Bandung mencapai 59 persen di akhir 2019. Menurutnya, kemajuan pembangunan kereta cepat Jakarta -Bandung saat ini sudah mencapai 17,5 persen.
“Alhamdulillah sebelum akhir 2019, pembangunan sudah bisa mencapai 59 persen. Makanya kalau sekarang 17,5 persen, tujuh bulan lagi kami bisa targetkan sampai 59 persen karena kami harapkan sudah tidak ada kendala yang signifikan,” harapnya.
Rini memastikan pembebasan lahan sudah hampir 100 persen. Saat ini ada empat persen pembebasan lahan yang sedang dirampungkan, dan diharapkan tak mendapati masalah berarti. “Terkait izin-izin, Gubernur Jawa Barat dan (Bupati) Bandung Barat semuanya sangat mendukung,” tutur Rini.
Direktur Utama KCIC Chandra Dwiputra menyampaikan apresiasi kepada para kontraktor atas keberhasilannya menembus Tunnel Walini. Menurutnya, pengerjaan tunnel selama ini menjadi salah satu prioritas dalam proyek KCJB dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan durasi kerja yang lama.
“Dengan demikian, kami meyakini bahwa titik titik pembangunan lainnya yang kini sedang dikerjakan akan segera rampung,” katanya.
Chandra juga mengapresiasi pemerintah mulai dari pusat hingga daerah yang selama ini terus memberikan dukungan dan berperan aktif dalam menyelesaikan sejumlah hambatan yang dihadapi saat mengerjakan proyek KCJB.
“Milestone ini akan semakin menumbuhkan keyakinan dalam diri masyarakat Indonesia bahwa memiliki kereta cepat di Indonesia bukan lagi menjadi impian yang tidak bisa diwujudkan,” ungkap Chandra.
Sebagai sebagai terowongan pertama yang berhasil ditembus, Tunnel Walini memiliki diameter dalam mencapai 12,6 meter dan diameter luar mencapai 14,3 meter.
Chandra menjelaskan tahap persiapan konstruksi Tunnel Walini telah dimulai sejak semester kedua tahun 2017 yang juga mencakup pada tahap konstruksi guide wall dan pipe roof.
Pada Juli 2018, pengerjaannya berlanjut dengan penggalian pertama pada sisi outlet tunnel dan pekerjaan lain di antaranya supporting, invert, dan secondary lining. Seiring dengan penggalian pada sisi outlet tunnel, pada 30 Desember 2018 pekerja mulai menggali sisi inlet tunnel. Setelah berhasil ditembus, pengerjaan pada tunnel ini akan terus berlanjut dengan pekerjaan konstruksi lainnya seperti (racking, signaling dan pemasangan kabel).
Sementara stasiun kereta cepat Walini akan terkoneksi dengan moda transportasi umum lainnnya guna meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat pada kawasan tersebut.
“Dengan lahan seluas 1.278 hektare, Walini merupakan salah satu titik proyek kereta cepat yang diproyeksikan sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD),” kata Chandra.
Adapun sistem integrasi dan pembangunan infrastruktur transportasi umum yang baik pada kawasan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga dapat menstimulasi daya saing dan penumbuhan ekonomi secara efektif. (*)