BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Para orangtua mungkin akan was-was jika melihat anak gemar dengan mainan ‘tak wajar’. Misalnya anak laki-laki suka bermain boneka atau anak perempuan bermain robot-robotan.
Mungkin orangtua akan berpikir anaknya memiliki kelainan pada identitas gender. Padahal, anak yang gemar dengan mainan ‘tak wajar’ itu belum tentu bermasalah.
“Itu hanya konstruksi sosial. Jadi, seakan-akan kalau perempuan itu harusnya main boneka, kalau anak laki-laki harusnya main robot atau mobil-mobilan,” kata peneliti psikologi gender dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Hani Yuliandrasari, baru-baru ini.
Menurutnya, mainan tertentu dianggap maskulin atau feminin karena pandangan yang sudah terbentuk di masyarakat. Padahal, mainan tidak berhubungan dengan maskulinitas atau femininitas anak berdasarkan jenis kelaminnya.
Bahkan, jika sejak kecil anak sudah terbiasa bermain dengan mainan ‘tak wajar’, orangtua tidak perlu gusar. Hal itu tidak akan berdampak pada identitas gender anak hingga dewasa kelak.
“Itu enggak akan ada konsekuensi terhadap identitas gendernya di kemudian hari. Itu hanya masalah interest (minat atau kesukaan) anak aja,” tutur Hani.
“Kalau ada anak laki-laki suka main boneka, bukan berarti dia identitas gendernya perempuan. Begitu juga sebaliknya,” jelasnya.
Soal kenapa mainan seperti robot atau mobil-mobilan lebih banyak disukai laki-laki, salah satunya karena pengaruh keluarga dan masyarakat. Hal serupa juga terjadi pada anak perempuan yang lebih menyukai boneka atau mainan feminin lainnya.
Iklan produk mainan juga cenderung memberi identitas pada mainan. Misalnya iklan boneka barbie, selama ini lebih diasoisasikan untuk anak perempuan.
Hal-hal seperti itu membuat anak-anak seolah tidak punya pilihan dalam urusan mainan. Mereka seolah sudah dicekoki oleh apa yang ada di keluarga dan masyarakat soal maskulinitas dan femininitas mainan.
Jadi, jika anak anda suka mainan ‘tak wajar’, jangan khawatir ya. Itu hanya sebatas kesukaan mereka terhadap mainan, bukan mencerminkan ‘kelainan’ identitas gendernya. (ors)










