Categories: PASBANDUNG

73 Persen OTT Saber Pungli Kota Bandung di Pelayanan Publik

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMTim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) menyebutkan mengawasi secara intens pelayanan masyarakat. Hal itu lantaran tahun ini Saber Pungli menemukan 73 persen OTT dari pelayaan publik.

“Dari 100 persen OTT yang selama ini kami temukan, sekitar 73% memang bersentuhan dengan pelayanan publik,” ujar Ketua Pokja Pencegahan Saberpungli, Kota Bandung, Medi Mahendra, Selasa (30/7/2019).

Medi mengatakan, selama tahun 2019 ini, pihaknya sudah menindaklanjuti empat kasus OTT, yang beberapa diantaranya, merupakan limpahan dari saber pungli provinsi.

“Ke empat kasus OTT itu adalah berasal dari parkir, pelayanan, dan pendidikan,” tambah Medi.

Jumlah ini meningkat, dibanding tahun 2018 yang tidak ada OTT yang ditangani.

“Selain kita tidak menerima laporan dari masyarakat, kita juga tidak menemukan adanya pelanggaran di sektor-sektor yang kami perhatikan secara intens,” paparnya.

OTT ini, lanjut Medi, tidak hanya berlaku untuk aparat saja, tapi juga untuk masyarakat.

Untuk OTT yang melibatkan aparat, tentunya akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan.

“Jika kesalahannya berat, maka bisa kena sanksi dikeluarkan. Tapi kalau masih bisa dibina, dan menunjukan peningkatan kinerja, kita tidak boleh menutup mata untuk memberika apresiasi,” bebernya.

Untuk OTT yang melibatkan aparat, seperti di bidang pendidikan maupun di bidang perparkiran, para aparat yang terlibat sudah diberikan sanksi dengan dicopot dari jabatannya.

Demikian juga untuk OTT yang melibatkan masyarakat umum, sanksi yang diterapkan adalah tidak memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk memegang pekerjaan itu kembali.

“Untuk juru parkir yang mengutip tarif parkir di Gasibu sampai Rp15 ribu -Rp20 ribu, tidak boleh lagi menjadi jukir di sana. Jika jukir tersebut memang mendapat tekanan dari pihak tertentu, seharusnya dia melapor,” paparnya.

Menurut Medi, keberadaan tim saber pungli ini, targetnya tidak untuk meningkatkan OTT, tapi untuk menumbuhkan rasa integritas dan loyalitas pada aparat. Sehingga tidak melakukan pelanggaran.

“Jadi jangan sampai ada prinsip, mempersulit yang mudah, sehingga membutuhkan uang pelicin agar urusan lebih lancar,” katanya

Untuk di dunia pendidikan, Medi mengingatkan, bahwa tidak salah jika pihak sekolah meminta sumbangan atau partisipasi dari orang tua siswa.

“Karena tidak mungkin menjalankan sistem pendidikan hanya mengandalkan dari pendanaan pemerintah,” terangnya.

Hanya saja, setiap partisipasi yang dibebankan kepada orang tua siswa harus mendapat kesepakatan dari komite sekolah.

“Jika komite sekolah tidak tahu menahu, maka itu akan jadi pungli,” tegas Medi. (Put)

admin

Recent Posts

Selena Gomez Ungkap Alami SIBO, Ini Penjelasan Ahli

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Selena Gomez baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya mengalami masalah pencernaan yang disebut…

7 jam ago

Jalur Alternatif Bandung-Garut Kembali Lancar Usai Pohon Tumbang

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Polres Garut memastikan arus lalu lintas di jalur alternatif Bandung-Garut, wilayah Kamojang,…

8 jam ago

Erick Thohir: Dukungan Swasta Kunci Transformasi Sepak Bola Nasional

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para sponsor…

9 jam ago

Kementerian PPPA Targetkan UPTD PPA di Semua Daerah pada 2025

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah…

10 jam ago

Riksa Latifah Melakukan Hobi Sambil Mengejar Mimpi

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM-- Menjalani hari-hari dengan hal positif, adalah hal yang dilakukan oleh Riksa Latifah, yang…

11 jam ago

Banjir Meluas di Kabupaten Bandung, 12.250 Keluarga Terkena Dampak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Banjir yang melanda di Kabupaten Bandung sejak Rabu, 20 November hingga Minggu…

11 jam ago