BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Warga Bandung muali menikmati Program urban Farning yang dicanangkan Pemkot Bandung.
“Dulu, kita mencanangkan urban farming hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sekarang, ada pergeseran, karena banyaknya permintaan, sehingga beralih ke kebutuhan bisnis,” ujar Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, beberapa waktu lalu.
Gin Gin mengatakan, dari sekitar 150 kelompok berkebun di Kota Bandung yang menjadi binaan Dispangtan, 30 kelompok diantaranya berkembang baik.
Bahkan, kini muncul kelompok-kelompok baru, yang membutuhkan bibit tanaman dan bimbingan dari orang-orang yang lebih paham.
“Untuk bibit tanaman, kami menyiapkan setiap tahunnya. Di samping itu, kami juga meminta kepada kelompok yang sudah berhasil, untuk memberikan bimbingan kepada yang baru,” tambahnya.
Demikian juga untuk tenaga penyuluh, Gin Gin mengaku meski sudah menyiapkan namun jumlahnya masih kurang.
Menurut Gin Gin pihaknya hanya memiliki 10 orang penyuluh. “Jadi kira-kira satu orang penyuluh memegang 3 kecamatan. Sementara idealnya satu kecamatan satu orang penyuluh,” terangnya.
Meski demikian, Gin Gin tetap menerima permohonan warga yang ingin mendapatkan bantuan bibit dan penyuluhan.
“Asalkan memenuhi persyaratan, maka kami akan mencoba membantu sebisa kami,” tambahnya.
Sementara persyaratan untuk meminta bantuan bibit dan penyuluhan diantaranya, memiliki lahan untuk urban farming. “Lahan yang dibutuhkan tidak harus luas. Lahan juga bisa vertikal dan horisontal. Bahkan memungkinkan untuk membuat urban farming di rooftop,” paparnya.
Selain itu, juga harus terbentuk kelompok dengan susunan pengurusnya. Kelompok terdiri dari 10-20 orang.
“Kalau secara administrasi memenuhi syarat, nanti kelompok berkebun ini diresmikan oleh lurah,” katanya.
Salah seorang ketua kelompok berkebun RT 07, RW 03, kelurahan Pasirendah, Kecamatan Ujungberung, Ete Sumirat mangatakan, minat warga untuk urban farming memang sangat tinggi, karena bisa bermanfaat dan pengerjaannya mudah serta cepat. “Kami bisa panen dalam waktu 25-30hari,” kata Ete.
Tanaman yang ditanam diantaranya adalah, sawi, pagoda, pakcoy, dan seladah. Kelompok berkebun yang dipimpin Ete ini, termasuk yang sudah terjun ke dunia bisnis. Menurut Ete, dalam sekali panen, setiap anggota bisa kebagian Rp300 ribu.
“Bahkan untuk yang mengurus, setiap hari, bisa mendapatkan Rp1 juta lebih dalam satu kali panen,” ungkapnya. (Put)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…