Categories: PASBANDUNG

Pedagang Pasar Andir Mulai Terganggu

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMKonflik pengelolaan Pasar Andir antara PT Aman Prima Jaya (APJ) dan PD Pasar bikin pedagang bingung.

“Memang sejak tahun 2016 ada konflik pengelolaan antara PT APJ dan PD Pasar, jadi kami bingung mau manut sama siapa,” ujar salah seorang pedagang Pasar Andir Bubun Abdurahman, beberapa waktu lalu.

Akibatnya, lanjut Bubun pedagang yang cicilan kiosnya belum lunas, mengalami kebingungan, harus bayar ke mana. “Lantaran baik PT APJ maupun PD Pasar menagih ke pedagang. Termasuk juga pembayaran servis charge,” terang Bubun.

Bubun mengatakan, yang dikhawatirkan dari konflik ini, adanya pihak-pihak yang berniat mengambil kesempatan.

Kondisi ini membuat pedagang tidak tenang. Terlebih terhadap objek final seperti air dan listrik. Karenanya, Bubun mengaku senang ketika Pemkot Bandung meminta bantuan aparat keamanan untuk berjaga-jaga.

“Kami tidak tahu apa maksud di balik diterjunkannya aparat keamanan. Yang jelas, bagi kami itu  memberi ketenangan,” jelasnya.

Bubun juga mengeluhkan, karena dengan adanya konflik, selama 3 tahun tidak ada perbaikan sarana dan prasarana.

“Mungkin karena masing-masing pihak tidak ingin rugi. Kalau mereka melakukan perbaikan, ternyata pengelolaan jatuh ke tangan lawannya,” terangnya.

Karenanya, Bubun berharap ada kata sepakat diantar PT APJ dan PD Pasar. Agar pengelolaan jadi jelas.

Sementara itu, ditemui terpisah, pjs Dirut PD Pasar, Lusi Lesminingwati mengatakan, pihaknya memang menempatkan beberapa orang aparat kepolisian yang dilengkapi senjata, sebagai bentuk dari pengamanan aset.

“Meski mereka menang di sidang BANI PT APJ diperbolehkan mengelola sampai 2020. Tapi kami juga kan sedang mengajukan banding,” terang Lusi.

Sementara banding diajukan, Lusi mengaku pihaknya merasa perlu melakukan perbaikan sapras dan memberikan pelayanan kepada pedagang.

“Semua ini kami lakukan, agar kenyamanan pedagang dan pembeli tidak terganggu lebih lama lagi,” katanya.

Perbaikan yang dilakukan PD Pasar, diantaranya pada esklator yang macet, melakukan pengecatan di beberapa titik, dan pembersihan toilet. “Hal-hal itu kan merupakan pelayanan dasar. Jadi harus kami perhatikan,” tegasnya.

Selain itu, Lusi mengakui penempatan aparat kepolisian di beberapa titik merupakan bentuk pelayanan.  “Aparat selama ini, menjaga di sekitar panel listrik. Karena listrik menjadi salah satu penyebab kebakaran. Dan isu kebakaran merupakan yang paling menakutkan bagi para pedagang,” paparnya. (Put)

admin

Recent Posts

Pestapora 2024: Pertamina Fastron Hadirkan Edukasi Otomotif di Tengah Festival Musik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pertamina Fastron siap memeriahkan festival musik Pestapora 2024, yang akan diadakan di…

38 menit ago

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

2 jam ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

4 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

4 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

7 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

14 jam ago