BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Mayoritas siswa merokok di tingkat menengah atas, mulai merokok karena coba-coba dan faktor lingkungan.
“Jadi, biasanya siswa SMP mulai coba-coba. Selain itu, juga karena orang tuanya merokok, atau ada di lingkungan perokok,” ujar Kepala Sekolah Madrasah Aliah Negeri (MAN) 2 Bandung, Asep Encu, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut terjadi pada siswa di lingkungan MAN 2 Bandung. Menurut Asep, berdasarkan data 60% dari 360 orang siswa laki-laki di MAN 2 Bandung perokok.
“Meski demikian kami tidak begitu saja percaya bahwa 40 % sisanya bukan perokok,” aku Asep.
Karenanya, bekerjasama dengan Puskesmas, Asep melakukan riset untuk mengetahui apakah siswa yang 40 % benar-benar tidak merokok, atau tidak.
“Hasilnya membuktikan, mereka benar-benar tidak merokok,” jelasnya.
Untuk itu, pihaknya secara intens melakukan rehabilitasi terhadap siswa yang benar-benar merokok.
“Alhamdulillah ada hasilnya. Ada penurunan kuantitas merokok pada setiap anak. Yang tadinya dalam sehari menghabiskan dua bungkus rokok, sekarang hanya satu bungkus,” katanya.
Metode yang diberikan adalah sosialiasi tentang buruknya efek rokok.
“Selain itu, juga menggunakan efek psikologis sehingga mereka terbiasa tidak merokok,” tambahnya.
Harapannya, semua siswa akan bisa berhenti merokok 100 %. Setelah itu, mereka bisa menjadi duta anti rokok, yang mensosialisasikan buruknya efe rokok kepada masyarakat luas. (Put)