Peserta GAJE The 10th Worldwride Diajak Jadi Tunanetra Dadakan

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Puluhan orang peserta seminar internasional The 10Th Worldwride Conference and Training of Trainers diajak jadi tunanetra dadakan di SLBN A Kota Bandung pada Jumat (6/12/2019).

Total, ada lebih dari 40 orang peserta seminar yang hadir di lokasi sebagai tamu undangan peringatan Hari Disabilitas Internasional. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, hadir juga beberapa peserta dari luar negeri.

Pihak panitia kemudian menantang mereka untuk jadi tunanetra dadakan. Mereka diminta berjalan menelusuri SLBN A Kota Bandung dengan mata ditutup kain.

Para peserta pun terlihat kerepotan berjalan. Adanya besi di sekitar tembok dan tongkat pun dirasa tak cukup membantu mereka berjalan dengan baik. Cara itu diharapkan membuat mereka benar-benar tahu apa yang dirasakan oleh para disabilitas tunanetra.

“Dengan begini, dengan sesaat merasakan jadi tunanetda, mereka diharapkan bisa merasakan bahwa jadi individu yang tidak bisa melihat itu menyiksa dan menyakitkan,” kata Kepala SLBN A Kota Bandung Wawan, S.Pd.

Setelah memahami apa yang dirasakan para tunanetra, mereka diharapkan bisa menyebarkan pengalamannya pada banyak orang. Dengan begitu, empati publik akan semakin besar terhadap para tunanetra.

Perjuangan para tunanetra dalam beragam aspek pun diharapkan makin mendapat dukungan besar dari publik. Sehingga, tunanetra tak lagi berjuang sendirian dalam memperjuangkan haknya.

Rosidin Marsal, salah seorang peserta, mengaku baru kali ini merasakan jadi tunanetra sesaat. Tapi, ia merasa ada hikmah besar yang didapat. Ia tahu betul bagaimana tunanetra kesulitan melakukan berbagai hal akibat terbatasnya penglihatan.

“Saya menahan tangis tadi saat berjalan karena memosisikan kalau mata saya tidak bisa melihat, ini yang saya rasakan. Saya juga membayangkan teman-teman tunanetra di sini setiap hari memang begitu (tidak bisa melihat) dan mungkin sampai akhir hayatnya tidak bisa melihat,” tutur Marsal.

Ia pun berharap kegiatan simulasi jadi tunanetra dadakan seperti itu bisa dilakukan berbagai pihak, terutama pada siswa dari semua tingkatan. Sehingga, rasa empati terhadap tunanetra akan muncul lebih tinggi di benak publik.

“Kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan empati, terutama di kalangan anak-anak dan remaja,” ucap Marsal. (ors)

admin

Recent Posts

Akhirnya Senat Akademik Tetapkan 3 Calon Rektor ITB

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Senat Akademik Institut Teknologi Bandung (SA ITB) menetapkan 3 Calon Rektor ITB…

10 jam ago

Penculikan Anak di Bandung Terekam Kamera CCTV

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Penculikan anak di Kota Bandung, Kamis (21/11/2024) terekam kamera CCTV. Penculikan anak…

11 jam ago

David da Silva Absen Karena Sakit Terkena Virus

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Striker PERSIB asal Brasil, David Da Silva absen karena terkena virus. Hal…

11 jam ago

Perkuat Bisnis, bank bjb Kini Jadi  BPD Pertama Penyimpan Dana Margin di Indonesia

JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- Untuk memperkuat bisnis, bank bjb menjalin berbagai sinergi strategis demi memberikan manfaat…

13 jam ago

Sustainability Bond bank bjb Oversubscribed Hingga 4,66 Kali

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…

1 hari ago

Sengit! Persib Kandaskan Borneo FC Lewat Gol Ciro Alves

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…

1 hari ago