BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Agar terhindari jadi korban kekerasan atau pelecehan seksual, anak perlu diajarkan cara melindungi diri. Mereka harus paham ada bagian tubuh yang harusnya terlarang untuk disentuh orang lain.
Hal ini yang diajarkan Women’s Crisis Center (WCC) Pasundan Durebang pada anak-anak dari Sakola Ra’jat Iboe Inggit Garnasih di Aula RW 05 Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, pada Selasa (10/12/2019).
Mereka diberi pemahaman bahwa ada empat bagian tubuh yang jangan sampai disentuh orang lain. Apa saja?
“Kita memberi pemahaman pada anak-anak ini tentang tubuh mereka agar mereka tahu dan punya otoritas atas tubuh mereka, terutama pada empat bagian, yaitu mulut, dada, alat kelamin, dan juga pantat,” kata Manajer SDM WCC Pasundan Durebang Clif Edward.
Ia menekankan keempat bagian tubuh itu jangan sampai disentuh orang lain meski hanya sentuhan lembut. Bukan hanya oleh orang dewasa, empat bagian tubuh itu juga jangan sampai disentuh anak sebayanya.
“Itu bagian tubuh yang sama sekali enggak boleh disentuh orang lain, kecuali oleh orang tua misalnya saat memandikan atau oleh dokter saat mereka sakit,” ucap Clif.
Dengan pemahaman ini, anak-anak diharapkan terhindari dari pelecehan atau kekerasan seksual. Mereka pun diajarkan untuk memberikan perlawanan jika keempat bagian tubuhnya disentuh orang lain, apalagi secara paksa.
“Mereka harus teriak bilang tidak mau atau teriak minta tolong sekeras-kerasnya agar orang lain memberi pertolongan,” jelasnya.
Langkah lain yang juga perlu dilakukan adalah berusaha lari mencari tempat aman atau ke tempat banyak orang. “Tapi kalau enggak bisa lari, usahakan teriak,” ungkap Clif.
Ia pun berharap para orang tua mengajarkan pemahaman tersebut pada anak-anaknya. Jangan sampai akhirnya semuanya terlambat dan anak jadi korban kekerasan atau pelecehan seksual.
Pendiri Sakola Ra’jat Iboe Inggit Garnasih Gatot Gunawan berharap para siswanya bisa memetik pelajaran dari edukasi yang diberikan WCC Pasundan Durebang. Sehingga, mereka punya bekal agar tak jadi korban ‘predator’.
“Mudah-mudahan pengetahuan ini jadi bekal berharga bagi anak anak-anak,” harap Gatot. (ors)