BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Wali Kota Bandung Oded M. Danial menengok petugas pengamanan aset Tamansari, yang terluka saat melakukan pengamanan Kamis (12/12/2019) lalu.
“Secara umum saya ikut prihatin atas insiden yang terjadi kemarin dalam program penataan, penyediaan rumah layak huni,” ujar Oded, kepada wartawan Senin (16/12).
Karenanya Oded menyempatkan diri untuk menengok para korban yang berjumlah delapan orang. Yang terdiri dari empat orang anggota Linmas, empat orang Satpol-PP.
Dari ke empat anggota Sapol tersebut hanya satu orang yang merupakan anggota Satpol-PP, tiga orang lainnya merupakan petugas lapangan harian (PLH).
“Kepada mereka yang bertugas, saya mengucapkan terimakasih, karena sudah menjalankan tugas dengan baik. Mudah-mudahan semua cepat kembali sehat dan bisa bertugas seperti semula,” ujar Oded.
Kepada para korban, selain mendapatkan bantuan pengobatan juga mendapat kadeudeuh. Disinggung mengenai asuransi untuk anggota Satpol PP, Oded mengatakan akan mengkaji.
“Jika memang memungkinkan pasti akan kami usahakan,” tambanya.
Ditanya mengenai pengusutan kasus pemukulan oleh oknum mahasiswa dan warga luar Tamansari, Oded mengatakan menyatakan semua kepada pihak kepolisian sesuai dengan SOP nya.
Berdasarkan catatan, Kedelapan petugas itu yakni 4 orang dari satuan trantibum (ketentraman dan ketertiban umum) dan 4 orang dari satuan linmas (pelindung masyarakat). (Agi, Rian Gustafari, Anjani Sopian, Fit Dian, Didin Taqyudin, Cecep Wawan D, Andika, dan Syaidina Ali).
Salah seorang anggota Linmas yang menjadi korban, Fit Dyan, mengalami luka dilempar batu pada bagian belakang hingga mengalami 3 jahitan. Sementara Agi mengalami luka pada bagian hidung dan mata bahkan hingga kini retakan tulang hidung masih terasa dan berbunyi. Sedangkan Rian mengalami luka pada kaki dan Cecep pun mengalami luka pada bagian punggung akibat terpukul balok.
Pada kesempatan ini Didinmemaparkan awal mula kejadian ia mengalami luka. Kamis itu (12/12/2019) sekitar pukul 14.00 wib. Sebenarnya dari pagi hingga sebelum jam 14.00 wib suasana kondusif. Dan semua petugas terbagi bagi.
“Sudah dibagi tim, tutup gang gang. Masuk pas istirahat diawali masyarakat yang mengaku punya rumah disana atas nama bu Eva, memancing kata kasar, oknum terpancing sempat ditahan mojang satpol pp hingga mendesak,” ujar Didin menyampaikan kronologis kericuhan.
“Nah sebagaian menghadang anarko, kita tahu itu anak karena pake atribut Anarko mau hadang beco yang kami jaga. Mereka mengepung dengan senjata parang, balok, hingga lemparan pot,” tegasnya.
Pihaknya kata Didin terus menahan diri meski cacian dan makian diucapkan warga dan oknum itu.
Sebenarnya lanjut dia, petugas tidak menggunakan helm ataupun pengaman dada agar tidak terlihat arogan.
“Padahal kami tidak pakai pengaman karena diminta pimpinan kami berseragam biasa saja sehingga terlihat humanis,” pungkasnya. (Put)