BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dari sekitar 20 ribu anak ayam yang dibagikan kepada murid SD dan SMP sekitar 6,9 persen gagal, karena anak ayam mati dengan berbagai penyebab.
Seperti yang terjadi di SMP 54 Bandung, satu kelompok yang terdiri dari 5 siswa mendatangi kepala sekolah dan meminta kembali diberikan anak ayam. Pasalnya, anak ayam yang diberikan sebelumnya ternyata mati dimakan tikus.
“Alhamdulillah dari merawat anak ayam, anak-anak belajar bertanggung jawab. Mereka belajar bagaimana mengelola kekecewaan, mencari solusi atas masalah yang dihadapi dan cara memperbaiki diri,” tutur Kepala SMPN 54 Kota Bandung, Ike Fiesta Renny.
Ika mengungkapkan, anak-anak tersebut mendatanginya. Mereka kemudian meminta maaf telah lalai menjaga amanah yang dititipkan, mereka pun berjanji tidak akan mengulangi kesalahan.
“Dengan memberi amanah merawat anak ayam, mereka belajar banyak hal soal tanggung jawab dan kasih sayang. Ini sebuah hasil,” katanya.
“Itu karena kesalahannya menyimpan kandang anak ayam. Sehingga anak ayamnya dimakan tikus,” jelas Ika.
Ika memastikan, selain 5 anak ayam yang dimakan tikus, sebagian besar 278 anak ayam tumbuh kembang dengan normal. Para siswa SMPN 54 Kota Bandung cukup apik dan terampil merawat anak ayam.
“Mereka senang dengan program ini. Buktinya, ada yang mati, mereka pun meminta diberi lagi,” ujarnya.
Di luar itu, Ika sangat berharap, kolaborasi antara sekolah, siswa, dan orang tua bisa semakin bagus. Khususnya bagi para orang tua agar terus mendukung anaknya memelihara ayam. Karena hal itu bagian dari upaya pembentukan karakter anak.
“Ini bukan hanya sekedar memilihara anak ayam. Tetapi lebih dari itu, banyak hal positif yang bisa diperoleh para siswa. Mulai dari mengetahui tentang tumbuh kembang ayam, belajar bekerja sama dengan teman, hingga bersabar,” jelas Ika.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung Oded M. Danial menilai suatu kewajaran jika ada anak ayam yang mati.
“Hal itu bisa dijadikan pembelajaran bagi anak-anak. Sehingga mereka bisa memperbaiki kesalahan,” kata Oded.
Jangankan para siswa, lanjut Oded, bahkan pengusaha ayam pun mengakui salah satu hama yang harus mereka waspadai adalah tikus.
“Jadi ya wajar saja kalau anak ayam yang dipelihara pelajar ini ada yang mati,” terangnya.
Namun, para siswa sudah mendapat ayam pengganti untuk dipelihara lagi. (Put)