BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Wakil Rektor III UNPAS yang juga pemerhati kebijakan publik, Dr. Deden Ramdan, M.Si, menyebutkan kemerdekaan belajar yang digaungkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, adalah apresiasi kepada peserta didik tentang potensi dan kemampuannya untuk berkembang secara lebih baik.
“Pemerintah harus membuka peluang peserta didik untuk terus menerus mengembangkan potensinya dengan menghadirkan ruang dialog, diskusi, brainstorming dengan mengedepankan secara klasikal maupun diluar ruang tanpa dihambat oleh rumitnya prosedur yang membelenggunya,” ungkap Deden kepada pasjabar, beberapa waktu lalu.
Deden melanjutkan bahwa dengan Konsep merdeka belajar dan kampus merdeka, ada harapan Pendidikan di Indonesia akan maju. Karena selain masalah prosedur teknis sudah disederhanakan, juga ada kebijakan berkenaan upaya mendorong guru dan siswa untuk bersenyawa dalam literasi, numerasi dan pendidikan karakter, pembukaan prodi baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta adanya peluang prodi seijin pempinan Perguruan Tinggi dan Rektor dan disepakati korporasi untuk berkemitraan dengan korporasi sehingga profesionalitas tercipta.
“Tantangannya adalah tidak semua sekolah dan kampus memiliki fasilitas, kompetensi SDM yang sama sehingga perlu ada afirmasi dari pemerintah untuk menstandarisasikannya,” ulasnya.
Mengenai dampak positif dari merdeka belajar dan kampus merdeka, Deden melihat bahwa akan tercipta peserta didik yang paripurna di sisi intelektual, spiritual dan keseimbangan emosionalnya sehingga dipastikan karakternya akan kuat.
“Disamping kemerdekaan belajar, masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi dari pendidikan di Indonesia yakni adanya pola dan sistem pendidikan yang terintegrasi yang saling bertautan dari sejak PAUD hingga perguruan tinggi,” terangnya.
Selain itu adanya standarisasi dari fasilitas infrastruktur sekolah atau kampus, dari seluruh wilayah di Repulik Indonesia, serta standarisasi Kompetensi dari SDM Guru maupun dosen.
“Tidak kalah penting adanya cetak Biru Road Map Pendidikan Indonesia, secara Holistik dan berjangka panjang sehingga tidak terkesan ganti menteri ganti kebijakan,” pungkasnya. (Tan)