BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Anggota Komisi I DPR RI, Dr.H.TB Hasanuddin SE,MM, menyebutkan saat ini Indonesia terancam tercerai – berai dan terpecah belah, dan ini harus diwaspadai dan segera diantisipasi.
“Hal apapun permasalahan kecil menjadi besar di Indonesia, sehingga membuat kita tercerai berai, bahkan hampir disemua bidang politik, aliran, agama, kebudayaan, dan ini membuat Indonesia dalam bahaya perpecahan dan ini harus diwaspadai dan diantisipasi,” ujar TB Hasanuddin dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Aula Mandalasaba, Paguyuban Pasundan Lantai V, Sumatera 41, Bandung, Sabtu (8/2/2020).
TB Hasanuddin menyebutkan, jika perbedaan pendapat di Indonesia memang tidak bisa dihindari, apalagi kekebasan berdemokrasi itu dijamin oleh negara.
“Saat ini kami di DPR RI pun sedang mencari solusi terbaik untuk mencegah perbedaan pendapat itu sehingga mengamcam keberagaman yang sudah ada. Meskipun kami akui juga di DPR RI pun perbedaan pendapat selalu terjadi,” ungkapnya.
Dalam sosilisasi Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika tersebut, TB Hadanuddin menyampaikan Pencasila adalah tujuan berbangsa bernegara.
“Dari perjalanannya Pancasila akhirnya lima menjadi tujuan bangsa Indonesia, dan yang paing utama adalah dari semua sila semua berlandar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,” tuturnya.
Oleh karenannya TB Hasanuddin menegaskan jika Pancasila adalah landasan negara untuk semua dan ideologi, bahkan dalam fluralisme di Indonesia.
Kedua, prihal UUD 45 TB Hasanuddin megatakan jika perjalanan UUD 45 memang sempat melahirkan multitafsir di masyarakat, an oleh karenannya dilakukan aamandemen. “Dalam UUD 45 itu salah satu yang diubah yakni MPR RI bukan lagi Lembaga tertinggi negara,” paparnya.
Ketiga, NKRI dikatakan TB Hasanuddin tidak boleh terpecah belah dan memang tidak bisa lepas dari permerintah Indonesia, karena kedaulatannya sudah diakui dunia.
“Jadi kalau TNI menyebutknya harga mati, memang NKRI itu harus dijaga tidak boleh terlepas dan itu dijaga TNI. Dan itu sudah jelas perhitungannya dan batas – batas kewilayahannya,” tuturnya.
Dan terakhir, TB Hasanuddin menyampaikan tentang Bhineka Tunggal Ika adalah sebagai palsapah hidup di Indonesia.
“Kita memang harus realiatis tidak semua di wilayah kesatuan Indonesia agamanya sama, cara berpikir sama, sehingga perlu pemahaman yang sama tentang bernegara untuk satu tujuan dan kesatuan dan itulah artinya Bhineka Tunggal Ika,” kata TB Hasanuddin yang juga merupakan dewan pangaping Paguyuban Pasundan.
TB Hasanuddin menyebutkan jika pada dasarnya setiap orang bebas beragama berpendidikan memilih pendidikan dan pengajaran, setiap orang berhak atas kebasan berserikat berkumpul dan pendapat. “Asal tidak saling menggangu dan saling menghormati itulah yang saat ini harus mulai kembali kita tumbuhkan,” ungkapnya. (tie)