Dua Kecamatan di Bandung Ini Terbanyak Positif COVID-19

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMHingga saat ini Pemerintah Kota Bandung belum bisa melaksanakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), hal ini lantaran Kota Bandung memiliki 42 pintu masuk. Sementara itu, dua kecamatan di Kota Bandung ini memiliki warga terpapar virus Corona terbanyak di banding kecamatan lainnya.

Sekretaris Daerah (Sekda Kota) Bandung Ema Sumarna mengatakan, untuk pengamanan di perbatasan Pemkot Bandung menggunakan fasilitas puskesmas dan Kantor kecamatan di wilayah perbatasan.

“Untuk di terminal Leuwipanjang, kita juga sudah punya Thermo gun, jadi bisa membantu mengetahui pendatang yang mungkin terpapar visur covid-19,” ujar Ema kepada wartawan Senin (6/4/2020).

Ema juga menghimbau kepada para pendatang untuk lapor kepada RT dan RW. Terlebih jika mereka datang dari kota episentrum.

“Masalahnya sekarang banyak masyarakat pendatang yang tidak mau lapor. Mungkin karena mereka tidak mau dikarantina selama 14 hari,” tutu Ema.

Meski demikian, lanjut Ema pihak RT Juga melakukan tindakan konvensional dengan datang langsung jika menerima laporan ada pendatang namun belum lapor.

Hanya saja data kedatangan pemudik kan bisa bertambah dalam waktu singkat. Sehingga selain tindakan aparatur, juga dibutuhkan kesadaran masyarakat.

Namun, untuk melakukan PSBB, Ema mengatakan Pemkot Bandung belum bisa melakukannya.

Yang mungkin dilakukan adalah karantina wilayah di tingkat RT, RW atau kecamtan. “Namun, itu juga harus dengan pemetaan dan perhitungan yang tepat,” tambah Ema.

Disinggung sebaran covid-19 di Kota Bandung, Ema mengatakan semua kecamatan sekarang sudah terpapar. Namun memang ada beberapa kecamatan dengan jumlah positif tertinggi.

Menurut data terbaru yang kutip dari situs resmi covid19.bandung.go.id kecamatan yang memiliki warga positif covid-19 tertinggi adalah Kecamatan Cicendo dengan pasien positif sebanyak 9 orang, disusul Kecamatan Kiaracondong dengan jumlah pasien positif 5 orang.

“Kemungkinan itu karena ada warga yang banyak ikut dalam kegiatan cluster GBI beberapa waktu lalu,” tambanya.

Jika kondisinya memburuk nanti, Ema mengatakan kecamatan-kecamatan tertentu bisa melakukan karantina wilayah.  “Namun, kembali harus melakukan pertimbangan yang matang,” tegasnya.

Sementara itu, untuk hasil rapid tes yang dilakukan Pemkot Bandung pada Sabtu (4/4) lalu, dari 197  orang yang ikut dalam rapid tes, 7 orang dinyatakan positif covid-19.

Menurut Ema, sebenarnya dalam rapid tea tersebut dijadwalkan diikuti 300 orang yang sudah mendaftar online. Namun tidak semua datang.

“Kami menghimbau untuk warga yang sudah terdaftar, menyempatkan diri untuk datang ke rapid tes yang kami gelar agar bisa langsung diketahui penyebaran dan bisa dilakukan langkah selanjutnya,” pungkasnya. (Put)

admin

Recent Posts

Pestapora 2024: Pertamina Fastron Hadirkan Edukasi Otomotif di Tengah Festival Musik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pertamina Fastron siap memeriahkan festival musik Pestapora 2024, yang akan diadakan di…

19 menit ago

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

1 jam ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

3 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

4 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

7 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

13 jam ago