BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Menjadi pribadi yang lebih baik lagi, terus memperbaiki diri. Karena lewat hal tersebut akan memberi energi positif untuk lingkungan sekitar dan yang lainnya, adalah hal yang menjadi harapan Fibria Intan Prayekti, atau yang biasa dipanggil Fibria.
Dalam proses megembangkan diri itulah juga, gadis kelahiran 5 Juni 1997 ini termotivasi untuk memperlajari ilmu hukum, yang menjadi ruangnya untuk menambah wawasan dan bekal di masa yang akan datang.
“Pada awalnya saya tertarik mempelajari ilmu hukum, Karena bila kita melihat kenyataan pada saat ini banyak oknum yang menyalahgunakan wewenang dalam memutuskan suatu perkara, sudah menjadi rahasia umum bahwasannya memang hukum ini terlihat tumpul ke atas dan tajam ke bawah,” terangnya kepada pasjabar, belum lama ini.
Maka dari itu, lanjut mahasiswi STH Pasundan Sukabumi program studi Ilmu Hukum, semester VI ini pun ingin tahu lebih banyak soal hukum dan cara penerapannya, apa yang salah sebenarnya, apakah sistemnya atau memang oknum tertentu yang menjadikan stigma di tengah masyarakat dan menjadi kekhawatiran publik ke depannya.
“Menarik ketika saya mempelajari ilmu hukum lebih dalam di kampus dan ada beberapa mata kuliah yang mengharuskan kita untuk melakukan praktik agar disamping teori, kita memahami di lapangannya seperti apa. Dan satu hal yang khalayak luas tidak tahu, bahwa hukum sebenarnya fleksibel, tidak hanya harus menjadi hakim, jaksa, pengacara saja, ada banyak profesi lainnya yang membutuhkan sarjana hukum juga pada saat sekarang ini,” ungkapnya.
Pemilik tinggi badan 155 CM ini pun kini selain sibuk berkuliah juga aktif menjadi ketua organisasi SENAT Mahasiswa, dan menjadi anggota di salah satu organisasi ektra kampus.
“Dari awal saya tidak berambisi untuk menjadi ketua senat, hanya saja saya memang ingin berkontribusi untuk memajukan kampus. Karena dengan begitu saya dapat menjadi pioneer untuk rekan-rekan mahasiswa yang lainnya juga bahwasannya kita harus tetap konsisten dan semangat dalam berorganisasi, terlebih lagi untuk memajukan kampus,” tandasnya.
Karena itu, tambah Febria meski saat ini kampusnya masih berskala kecil, namun ia ingin meningkatkan eksistensi kampus kepada masyarakat bahwa STH Pasundan Sukabumi dapat bersaing dengan kampus lainnya dengan sejajar, kampus yang tidak kalah dengan kampus lain yang baru saja mendirikan fakultas hukum di universitasnya.
“Adapun cita-cita dari kecil sampai saat ini beragam, tapi untuk saat ini saya ingin menjadi jaksa ataupun penyidik di salah satu lembaga ternama yaitu BNN. Karna bila menjadi jaksa maka akan memberikan tuntutan kepada terdakwa, dengan begitu saya ingin para pelaku tindak pidana kejahatan mempunyai efek jera agar tidak melakukan hal tersebut lagi.,” jelasnya.
Telatnya menjadi penyidik BNN karena ingin merangkul para pecandu narkoba dan lebih banyak berinteraksi dengan mereka.
“Apa penyebab mereka melakukan hal tersebut, yang inshaaAllah ke depannya agar pecandu ini tidak mengulangi kesalahannya lagi dengan berbagai macam alasan atau sebab,” terangnya yang memiliki motto hidup Do good and good will come to you.
Penfavorit warna hitam dan merah marun serta penggemar berat mie instant ini juga bercerita bahwa ia memiliki beberapa hobi seperti berolahraga, berenang atau aerobik karena untuk menjaga kesehatan serta membaca menjadi salah satu hobi saat ini karena dengan membaca ia merasa lebih banyak pengetahuan dan wawasan.
“Adapun tokoh idola saya adalah Ir. Soekarno. Tidak jarang saya menangis saat membaca perjuangan beliau ataupun mendengarkan pidato-pidato yang beliau sampaikan di hadapan publik. Perjuangannya sangat luar biasa, terlebih lagi beliau sangat memperhatikan kaum marhaen, proletar, dan sebagainya yang mana kaum tersebut adalah kaum-kaum kecil, kurang mampu, serba kekurangan, beliau sangat peduli terhadap mereka,” ulas peraih beasiswa dari kampus sejak semester II.
Sementara itu sosok yang menjadi inspirasinya adalah ibu kandungnya sendiri, karena ibunya yang memiliki peran besar sehingga membuatnya menjadi seperti saat ini, ia pun bangga mempunyai ibu seperti ibunya yang mampu membesarkan anak-anaknya seorang diri.
“Makna hidup bagi saya adalah saya selalu berfikir bahwa kita harus menghargai segala sesuatu yang ada didalam hidup kita. Baik atau buruk, suka maupun duka, semua hal tersebut akan mengajarkan kita tentang arti hidup yang sebenarnya,” tandasnya.
Bungsu dari tiga bersaudara ini pun mengatakan bahwa orangtuanyalah yang selalu menjadi semangatnya dalam melakukan setiap hal-hal positif, karena orangtua lah, ia ingin berusaha menjadi manusia yang lebih berguna dan sukses, karena merekalah yang ingin ia bahagiakan kelak.
“Semoga ke depannya kita semua, terutama generasi penerus bangsa, dapat menjadi pioneer yang selalu menebarkan energi positif, menebar kebaikan, peduli terhadap sesama, menjunjung tinggi asas kekeluargaan dan gotong royong. Karna sejatinya kesuksesan suatu hal tidak terlepas dari kerjasama tim,” pungkasnya penuh semangat. (Tan)