BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Memasuki hari ke 5 pemberlakuan status PSBB d di Bandung raya, warga makin kreatif kucing-kucingan dengan petugas.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna yang menyebutkan ada warga yang rela ada di tumpukan barang demi bisa melewati perbatasan Kota Bandung. Selain itu, juga ada pedagang non pangan yang mulai memanipulasi dagangannya.
“Jadi sebenarnya si pemilik toko ini jualan cat, tapi dia memajang ada beberapa karung beras. Sehingga dari luar seperti penjual sembako,” jelas Ema.
Ada juga yang membuka tokonya hanya satu pintu. Padahal biasanya dibuka lebih lebar. Hanya sebagai penanda bahwa dirinya tetap berjualan.
Ema mengatakan, hal itu tidak dibenarkan. Seharusnya hal itu tidak terjadi, di saat semua orang tengah berusaha menekan laju pertumbuhan covid-19.
Karenanya, Ema mengatakan Pemkot Bandung akan memperketat pemberlakuan PSBB. Termasuk jam jaga checkpoint, yang selama ini dijaga dari pukul 06.00-20.00.
“Harus diantisipasi, bagaiman jika ada yang melintas sebelum jam 06.00 atau setelah jam 20.00. itu nanti akan dievaluasi,” jelasnya.
Selain itu, standar pemberlakuan setiap checkpoint seharusnya sama. Terutama untuk para pengendara sepeda motor yang yang berboncengan.
“Mungkin ada di beberapa titik yang masih memperbolehkan, padahal kan seharusnya sudah tidak boleh, meskipun mereka satu KTP,” tegasnya.
Namun, secara umum, Ema melihat ada pergeseran kebiasaan warga Kota Bandung. Karena sekarang, pada umumnya sudah menggunakan masker saat berkendara.
“Yang masih banyak pelanggaran mungkin sekarang di penggunaan sarung tangan. Masih sekitar 20-30 % warga yang menggunakan sarung tangan saat berkendara,” terang Ema. (Put)