BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Mewabahnya COVID 19 berpengaruh pada sistem PPDB yang kini menjadi online. Meskin demikian masih banyak orang tua yang kelimpungan mencari informasi teknis pendaftaran secara online ini.
Seperti Ryan Pratama Sahara yang hendak mendaftarkan anaknya ke Sekolah Dasar pada tahun ini, ia mengungkapkan bahwa pada awalnya ia tidak tahu bahwa PPDB tahun ini dilaksanakan secara online, maka ia pun sempat bertanya kepada tetangga untuk mendapatkan kejelasan informasi.
“Awalnya memang membingungkan, dikarenakan tidak ada tutorial khusus yang benar untuk melakukan registrasi yang benar dan sebetulnya banyak sekali hambatannya, terkhusus bagi rekan-rekan atau orang tua yang minim pengetahuan terhadap cara akses internet atau online,” jelasnya, kepada pasjabar, Rabu (13/5/2020).
Ryan menambahkan dikarenakan registrasi menggunakan online maka ia sempat melihat beberapa tutorial di youtube namun tidak jelas. Oleh sebab itu ia berharap Disdik khususnya Disdik Kota Bandung melakukan sosilasisasi dan arahan melalui internet dengan memberikan tutorial khusus yang bisa dibagikan kepada para orang tua yang minim akan pengetahuan internet.
“Mengenai perkembangan PPDB dan sistemnya saya tidak terlalu memantau sebab baru tahun ini anak pertama saya masuk SD. Terkait zonasi atau ada kecurangan saya tidak terlalu memikirkan hal itu. Selama program zonasi berjalan dengan baik saya mengikutinya, karena saya percaya orang-orang Disdik adalah orang pintar dan terpilih. Apabila ada kecurangan baik dari data atau hal apapun itu. Hal tersebut dapat diketahui dari database zonasi,” jelasnya.
Ryan pun berharap agar database PPDB dibuat transparan, sehingga para orang tua juga bisa melihat atau mengakses data yang lainnya, agar orang-orang yang berniat melakukan kecurangan dangal-hal semacam itu,akan berpikir ulang.
Sementara itu, aalah satu orang tua, Ana Riana yang hendak mendaftarkan anaknya, Panca Wibowo ke SDN Raya Barat Kota Bandung mengungkapkan bahwa ia sudah mengetahui bahwa PPDB tahun 2020 akan dilaksanakan via online, hal ini sudah ia prediksi mengingat bahwa situasi belajar saat ini pun lewat daring.
“Selain itu, saya juga mencari info PPDB tahun 2020 dari grup sekolah salah satu anak saya yang saat ini berada di kelas V di SDN raya barat,” terangnya.
Dalam proses pendaftaran PPDB lewat online ini, lanjut Ana secara teknis berjalan lancar tidak ada hambatan.
“Saya berharap bahwa Disdik tetap harus memantau dan memberikan solusi kepada peserta yang mendaftar jikalau ada peserta yang mendapatkan hambatan dalam pendaftaran PPDB tahun 2020,” tandasnya.
Sejauh ini Ana pun selalu memantau proses dan peraturan PPDB dari tahun ke tahun, terlebih ia memiliki lima anak. Di mana sejak anak pertama hingga ke lima sudah diberlakukan sistem zonasi, sehingga ikut memantau mengenai carut marut zonasi.
“Mungkin karena tidak meratanya fasilitas sekolah negeri di wilayah belum lagi kita harus bersaing dengan jarak, sehingga setiap tahun banyak siswa yang tidak terakomodir masuk ke sekolah swasta, sehingga kecurangan bisa ada. Semoga ke depan dapat ditambah lagi bangunan sekolah di setiap wilayah yang padat penduduk,” urainya.
Ana pun berharap bahwa PPDB tahun 2020 ini dapat lebih baik dari tahun sebelum, terlebih dengan online pendaftaran jadi lebih transparan.
“Semoga Disdik Kota Kandung amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pendaftaran sekolah, karena akan ada jutaan siswa anak bangsa yang harus bisa terakomodir masuk sebagai siswa di sekolah. Jangan sampai terkendala zonasi atau jarak, sebab tidak sedikit dampak dari tidak tercapainya keinginan anak bersekolah di sekolah yang di tuju karena zonasi, kemudian anak dan orang tuanya menjadi depresi,” pungkas Ana.(Tan)