BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, fasilitasi puluhan wartawan di Pokja Pemkot Bandung dan Polrestabes Bandung untuk menjalani swab test.
“Kami menyediakan kuota sekitar 60 orang, untuk dua desk ini,” ujar Sekretaris Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian, kepada wartawan, Selasa (15/9/2020).
Anhar mengatakan, pihaknya menyediakan kuota untuk wartawan, karena menganggap wartwan merupakan profesi yang beresiko tinggi. “Wartawan kan bertemu banyak orang. Jadi memang rentan terpapar virus,” tuturnya.
Menurut Anhar untuk sekarang Dinkes menyediakan swab test hanya sebagai program tracing. Sehingga sementara ini tidak melayani test untuk keperluan mandiri. Pasalnya, lanjut Anhar, kemampuan untuk memproses hasil test sangat terbatas.
“Kalau testnya dilakukan sebentar, dalam satu jam bisa 200 tes dilakukan. Tapi di labnya sehari paling hanya bisa mempros 300 sample. Itu pun petugas lab sudah bekerja 7 hari,” paparnya.
Untuk itu, bagi masyarakat yang ingin melakukan swab test sendiri, bisa dilakukan di rumah sakit swasta.
Sayangnya untuk biaya, Anhar tidak bisa membatasi berapa harga maksimal untuk biaya swab test.
“Kalau untuk rapid test pemerintah bisa mematok harga tertinggi Rp150 ribu. Kalau untuk swab saya rasa belum ada patokan biaya tertinggi,” terangnya.
Meski demikian Anhar mengatakan untuk Dinkes sendiri mengeluarkan biaya swab test per orang sekitar Ro1,2 juta-Rp1,5 juta. “Tapi kan kita mengadakan swab test gratis. Tidak berbayar seperti swasta,” terangnya.
Orang yang sudah menjalani swab test, dianjurkan untuk mengisolasi mandiri hingga hasil swab nya keluar. “Hasil swabnya sendiri keluar dalam 3-4 hari,” tambahnya.
Hasil swab memang membutuhkan waktu karena saat pencetakan hasil harus melapor dulu ke pemerintah pusat.
“Sebelum pencetakan hasil swab, kita harus mengirimkan hasilnya kepada pusat sebagai data. Nanti jika dari pusat sudah selesai baru bisa kami cetak hasilnya,” tutur Anhar.
Meski data yang diolah Pemerintah pusat berasal dari seluruh Indonesia, namun Anhar menjamin tidak akan ada data yang salah. Karena setiap dilakukan swab data yang dimasukan berdasarkan NIK. (Put)