PASBANDUNG

Walkot Keluhkan Warga Bandung Makin Tak Peduli AKB

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMWali Kota Bandung Oded M. Danial mengungkapkan kepatuhan warga terhadap Perwal AKB terus menurun setiap periodenya.

“Berdasarkan data dari aplikasi pemantauan lapangan kepatuhan warga dari periode 1 ke periode 2 mengalami penurunan sebesar 2,08 %. Sedangkan kepatuhan warga dari periode 2 ke periode 3 hingga 12 November 2020 ini mengalami penurunan sebesar 8,24 %,” ujar Oded, belum lama ini.

Oded mengatakan,Kasus konfirmasi aktif Covid 19 di Kota Bandung ini terjadi pada rentang kelompok usia 20-25 tahun, namun kasus kematian terjadi pada rentang umur usia lanjut.

Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penyebaran yang masuk ke tingkat rumah tangga akibat salah satu anggotanya berkegiatan diluar. Jadi klaster keluarga ini masih mendominasi.

“Oleh karena itu, Mang Oded mengingatkan untuk terus menerus menjaga protokol kesehatan dimanapun kita berada,” tuturnya.

Penurunan ketaatan warga ini, lantaran warga sudah mulai bosan untuk menerapkan protokol Kesehatan.

Karenanya, untuk Oded mengatakan pihaknya akan meningkatkan  peran penegakan PERWAL AKB oleh POL PP dan Gugus Tugas Kecamatan dengan melibatkan Kepolisian dan TNI.

“Gugus tugas tingkat kota, kecamatan ataupun kelurahan implentasi perwal ditingkatkan. Mulai dari disiplin sampai mengoptimalkan ruang isolasi yang sudah ada ruang isolasi kalau bertambah terus ada kekhawatiran. Disamping kita juga mengupayakan alternatif ruang isolasi yang lain,” paparnya.

Menanggapi hal ini Sekda kota Bandung Ema Sumarna menyesalkan, penurunan kesadaran masyarakat ini.

“Pandemi ini sudah berlangsung selama 8 bulan. Masa masyarakat masih tidak sadar dengan keberadaan covid,” katanya.

Ema mengaku selalu mendapatkan laporan dari kewilayah bahwa mereka selalu melakukan woro-woro agar masyarakat patuhi aturan. “Sekarang tinggal bagaimana masyarakat menaati aturan,” terang nya.

Jika keluar rumah lebih dari 100 meter, Ema mengingatkan agar tetap menjalankan protokol kesehatan. Karena sekarang klaster keluarga sudah sangat memprihatikan.

“Kalau menggunakan masker, itu sudah menjadi kebutuhan. Tapi kalau menjaga jarak dan berkerumun, itu sulit untuk dihindari,” ujarnya.

Jika angka reproduction rate sampai angka 1, maka bukan tidak mungkin Bandung kembali jadi zona merah. “Kalau sudah zona merah bisa jadi relaksasi bukan ditambah tapi diturunkan,” katanya.

Karenanya, Ema mengingatkan agar pengusaha mematuhi aturan relaksasi. Salah satunya dengan menjaga agar kapasitas pengunjung hanya 50%.

“Kalau sudah normal tidak apa-apa mau diisi 100%juga,” tegasnya.

Ema juga mengingatkan agar di tempat hiburan dan tempat keramaian ada satgas covid yang bertugas dengan baik.

“Jangan hanya di atas kertas saja keberadaan satgas covid. Sementara tindakannya tidak ada,” tuturnya. (Put)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Harga Pangan Naik: Cabai Rawit Merah Sentuh Rp46.000 per Kg

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Harga beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan pada Jumat (20/9/2024) pagi. Dilansir dari…

9 menit ago

Dedi Mulyadi Tekankan Pentingnya Keadilan dalam Dialog Kebhinekaan di Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Bakal calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara Dialog Kebhinekaan di…

2 jam ago

RSUD dan Dinsos Bandung Gelar Khitanan Massal untuk 60 Anak

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung bersama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)…

2 jam ago

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

6 jam ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

12 jam ago

Pelajaran untuk Persib Usai Dipermalukan Port FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menelan pil pahit. Melawan Port FC dalam laga perdana Grup F AFC…

14 jam ago