BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Jelang tahun baru 2021, harga sayuran di Kota Bandung mengalami kenaikan. Pemantauan harga itu dilakukan Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung, Bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan PD Pasar Kota Bandung, di Pasar Kosambi.
“Sebenarnya, ini merupakan kegiatan rutin kita dalam melakukan pemantauan baik harga, ketersediaan dan keamanan pangan di Kota Bandung. Kebetulan ini bertepatan dengan menjelang perayaan tahun baru,” ujar Kepala Dispangtan Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, Selasa (29/12/2020).
Gin Gin mengatakan, kenaikan harga mayoritas terjadi pada komoditas sayuran seperti harga cabai rawit yang sebelumnya Rp40 ribu sekarang menjadi Rp80 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai merah keriting naik dari harga sebelumnya Rp30 ribu, sekarang jadi Rp60 ribu. Kenaikan juga terjadi pada harga telur ayam, yang sebelumnya Rp23 ribu-Rp24 ribu, sekarang jadi Rp26 ribu per kilogram. Demikian juga dengan harga daging ayam mengalami kenaikan hingga Rp36 ribu, padahal sebelulmnya hanya Rp30 ribu perkilogram.
Sedangkan untuk harga beras, tidak mengalami pergerakan yang signifikan. Harga beras dimulai Rp8.500 hingga Rp13.00. stok juga relative aman, sehingga tidak ada kenaikan yang signifikan. Beras sendiri didatangkan dari Cianjur, Sumedang, dan Ciparay.
“kenaikan harga ini terjadi rata-rata satu minggu sebelum natal. Pada saat natal sendiri harga relative stabil karena tiak ada lonjakan permintaan. Kami memprediksi lonjakan permintaan baru akan terjadi menjelang tahun baru,” terang Gin Gin.
Sementara itu, untuk kunjungan ke pasar tradisional, Gin Gin mengatakan memang menurun. Menurutnya, hal itu karena masyarakat enggan datang ke pasar selain karena mengnhindari kerumunan, juga karena daya beli yang menurun . Namun ada beberapa pedagang yang mengakalinya dengan transaksi online.
“Kalau yang sudah punya langganan, mereka memilih bertransaksi dengan online,” terangnya.
Halnya dengan hasil rapid tes keamanan pangan, Gin Gin mengatakan semua dalam keadaan aman dari zat bahan kimia berbahaya.
Sepinya kunjungan ke pasar kosambi dikeluhkan salah seoarng pedagang daging ayam Ali. Menurut Ali, penurunan drastis selama masa pandemic ini.
“Kalau lagi benar-benar sepi, bahkan dalam satu hari hanya bisa menjual sebanyak 50 kilogram sehari. Sedangkan jika dalam kondisi normal, bisa mencapai lebih dai 100 kilogram sehari,” terangnya.
Hal senada disampaikan salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Kosambi, Ibu Rizki, yang mengatakan dirinya mengalami banyak penurunan omset sejak pandemic.
“Pasar kosambi ini ikan dua kali mengalami dua kali masa sulit. Yang pertama saat kebakaran. Setelah kebakaran, kita dipidhkan ke tempat penampungan sementara, saat itu, pedapatan sudah menurun. Sekarang ditambah dengan pandemic, jadi yang belanja semakin berkurang,” paparnya. (Put)
WWW.PASJABAR.COM -- Jawa Barat resmi menyabet status sebagai juara umum di Pekan Olahraga Nasional (PON)…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kota Bandung mengadakan kegiatan Mapag Hujan (Maraton Bebersih Walungan dan Susukan)…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr.…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Seekor Landak Jawa ditemukan berkeliaran di kawasan Jalan Pajadjaran Kota Bandung. Hewan…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Akibat cuaca dingin, puluhan pengungsi di tenda pengungsian gempa Kertasari mengeluh sakit.…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Politikus yang juga Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengajak Paguyuban Pasundan…