PASOLAHRAGA

Soal Nasib Kompetisi, Persib Beri Saran Ini ke LIB

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMOwner’s Meeting yang dilakukan klub Liga 1 dan Liga 2 dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghasilkan beberapa rekomendasi. Rekomendasi itu merupakan aspirasi dari klub.

Salah satu rekomendasinya adalah menghentikan Liga 1 2020 secara total. Selanjutnya, liga langsung berganti menjadi musim baru alias mulai lagi dari nol.

Direktur PT PBB Teddy Tjahjono mengatakan pihaknya sangat paham dengan situasi pandemi di Indonesia sehingga kompetisi terkatung-katung sampai sekarang. Namun, sebagai klub profesional, Persib dan tim lainnya butuh kompetisi yang berjalan.

“Kita kan hidup dari sepak bola, ya sepak bolanya harus berjalan. Di mana-mana sudah berjalan (kompetisinya), kecuali di Indonesia,” ujar Teddy, belum lama ini.

Karena berada dalam pandemi, menurutnya menjalankan protokol kesehatan tetap harus diutamakan. Apalagi, saat ini sudah ada vaksin COVID-19 yang diharapkan memberi titik terang dalam mengatasi pandemi, termasuk menggairahkan kembali sepak bola Indonesia.

“Ya, mudah-mudahan lah vaksin bisa memberikan kepastian buat kita semua bahwa pandemi ini bisa berakhir. Tapi, sepak bola itu harus berjalan,” tuturnya.

Dalam Owner’s Meeting, Persib memberikan beberapa masukan untuk ditampung LIB dan disampaikan kepada PSSI. Persib mengusulkan kompetisi di Indonesia bergulir dengan waktu sama seperti di kompetisi Eropa, yaitu musim 2021/2022.

Dengan begitu, ada berbagai manfaat yang bisa didapatkan, salah satunya mempermudah bursa transfer. Sebab, selama ini bursa transfer pemain di Indonesia tergolong ada di waktu yang berbeda dengan negara lain. Sehingga, klub kesulitan mendatangkan pemain dari luar Indonesia.

Dengan waktu kompetisi seperti di Eropa, yaitu antara dimulai September atau Oktober, maka ada kekosongan waktu dari sekarang hingga Agustus. Di tengah jeda waktu itu, Persib mengusulkan agar tetap ada pertandingan sepak bola, apapun bentuknya.

Jika ini bisa direalisasikan, maka klub bisa kembali bergeliat. Ini berbeda dengan kondisi saat ini di mana klub berada dalam situasi serba sulit. Klub harus mengeluarkan biaya untuk membayar gaji dan kebutuhan lainnya, tapi klub tidak mendapat pemasukan.

“Dampaknya sangat besar (tak ada kompetisi). Bukan hanya kita-kita saja, tapi di luar sana juga banyak (yang kesulitan),” tandas Teddy. (ors)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Kalahkan Jakarta, Jawa Barat Kumpulkan 538 Medali di PON XXI Aceh – Sumut

WWW.PASJABAR.COM -- Jawa Barat resmi menyabet status sebagai juara umum di Pekan Olahraga Nasional (PON)…

8 jam ago

Mapag Hujan: Aksi Bersih Sungai Menyambut Musim Hujan di Kota Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kota Bandung mengadakan kegiatan Mapag Hujan (Maraton Bebersih Walungan dan Susukan)…

9 jam ago

Jangan Sembarang Gula! Ini Jenis Gula yang Baik untuk Penderita Diabetes

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr.…

10 jam ago

Landak Jawa Ditemukan Berkeliaran di Jalan Padjadjaran Kota Bandung

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Seekor Landak Jawa ditemukan berkeliaran di kawasan Jalan Pajadjaran Kota Bandung. Hewan…

11 jam ago

Puluhan Pengungsi Gempa di Kertasari Mengeluh Sakit, Tim Medis Dikerahkan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Akibat cuaca dingin, puluhan pengungsi di tenda pengungsian gempa Kertasari mengeluh sakit.…

11 jam ago

Dedi Mulyadi Ajak Paguyuban Pasundan Lakukan Ini di Jabar

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Politikus yang juga Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengajak Paguyuban Pasundan…

11 jam ago