BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sebanyak 25 orang dari 1.620 relawan uji klinis vaksin COVID-19 di Bandung diketahui positif terpapar COVID.19. Kenapa ini bisa terjadi, normalkah?
Ketua Tim Uji Klinis Vaksinasi COVID-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan dari 25 orang itu, tujuh orang di antaranya merupakan penerima vaksin dan 18 orang penerima plasebo.
Ia memastikan mereka terpapar COVID-19 bukan lantaran karena jadi relawan. Mereka terpapar akibat aktivitasnya, bukan karena suntikan vaksin atau plasebo.
“Itu dari luar (terpaparnya). Karena kan yang ikut uji klinis ini boleh ke mana-mana,” ujar Kusnandi.
Menurutnya, tak ada larangan bagi relawan uji klinis untuk tidak beraktivitas. Mereka justru disarankan tetap beraktivitas seperti biasa. Dengan cara itu, maka efektivitas dari uji klinis bisa terlihat.
Namun, ia menegaskan relawan uji klinis diminta menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Sebab, ketika protokol kesehatan tidak dijalankan, mereka berpotensi terpapar COVID-19.
Meski begitu, kasus relawan terpapar COVID-19 bukan berarti vaksin tidak efektif. Efektivitas tetap terlihat, buktinya dari tingkat gangguan usai terpapar COVID-19.
“Sebagian besar dari mereka itu gejalanya ringan, jadi enggak dirawat yang dapat vaksin itu. Tapi yang dapat plasebo ada yang dirawat,” jelas Kusnandi.
Potensi Terpapar Tetap Ada Meski Divaksinasi
Kusnandi mengatakan, vaksinasi bukan berarti akan membuat seseorang terbebas dari COVID-19. Mereka akan tetap punya potensi terpapar. Namun, gejala yang ditimbulkan tidak akan berat seperti pada mereka yang tidak divaksin.
“Yang dapat vaksin itu (tingkat gejalanya) itu grade satu sampai dua paling banyak. Kan penyakit itu ada empat grade, yang dapat vaksin grade ringan (tingkat gejalanya),” jelasnya.
Karena itu, penerapan protokol kesehatan tetap tak boleh diabaikan meski seseorang sudah divaksin. Sebab, meski yang bersangkutan kemungkinan gejalanya ringan ketika terpapar COVID-19, ada hal lain yang jauh lebih berbahaya. Mereka yang divaksin bisa jadi penular COVID-19 pada orang lain.
“Semuanya harus ikut protokol kesehatan, vaksin aja kurang. Orang yang divaksin kalau dia tidak ikut protokol kesehatan, dia bisa menularkan penyakit ke orang lain karena kumannya ada di baju, leher, semua,” ucapnya.
“Kalau sembarangan dia akan menularkan karena kumannya ada di badan dia. Sehingga setiap orang harus jaga diri supaya enggak menularkan,” tandas Kusnandi. (ors)
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Banjir kembali melanda Dayeuhkolot dan Bojongsoang meski sudah dibangun berbagai infrastruktur…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengungkapkan bahwa guru adalah pahlawan sejati dalam pidatonya…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung telah menyelesaikan pendistribusian logistik Pilkada Serentak…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut dengan antusias kehadiran beberapa legenda sepak…