BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Menaiki gajah tunggang menjadi kegiatan wisata yang cukup menarik. Sebab, ada keseruan tersendiri yang dirasakan menaiki hewan bertubuh tinggi-besar tersebut.
Namun, di balik asyiknya wisata gajah tunggang, banyak warga yang tak tahu bahwa naik di punggung gajah berbahaya. Kenapa berbahaya?
Sebab, penungganggnya berpotensi terjatuh jika tak hati-hati ketika gajah berjalan. Apalagi jika sewaktu-waktu gajah berperilaku tak terkendali.
Selain itu, bahaya lain yang tak banyak disadari. Gajah akan merasakan tak nyaman hingga kesakitan ketika punggungnya ditunggangi. Apalagi jika beban yang ada di punggungnya itu melebihi berat tertentu.
Kenapa? Itu karena gajah memiliki tulang punggung yang mirip sirip ikan. Bentuk tulang punggung itu memanjang ke atas, bukan ke samping.
Hal itulah yang membuat gajah memiliki punggung yang cenderung menonjol. Bahkan, punggung di area dekat lehernya menonjol lebih tinggi.
Menurut paleontolog Museum Badan Geologi Unggul Prasetyo Wibowo, kondisi tulang punggung gajah seperti itu tak hanya ada pada gajah zaman sekarang. Gajah purba pun memiliki struktur tulang punggung yang serupa.
“Tulang belakang gajah itu di atasnya (bagian punggung) kayak duri. Dia kayak (tulang ikan) ikan bagian atasnya,” kata Unggul.
Ketika bagian punggungnya diberi beban, hal itu akan membuatnya merasa tak nyaman. Yang paling berbahaya adalah tulang punggung itu rawan patah jika beban di atas punggungnya berlebihan. Jika tulang punggung itu sampai patah atau cedera, tentu si gajah akan merasakan kesakitan luar biasa.
Karena itu, kamu diharapkan berpikir ulang jika ingin menaiki gajah tunggang. Namun, jika tetap ingin menaiki gajah tunggang, sebaiknya kamu menyampaikan permintaan pada sang pawang.
Kamu bisa meminta naik di area yang tergolong aman untuk ditunggangi, yaitu di area lehernya. Bagian ini tergolong aman dinaiki, tapi tentu dengan batasan beban tertentu. (ors)