BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Sekolah Damai Indonesia (SEKODI) Chapter Bandung menggelar Seri Literasi #3 dengan tema Literasi Dalam Kebencanaan pada Sabtu (30/1/2021) via zoom meeting.
Adapun narasumber dalam acara ini yaitu akademisi, tim ahli dan fasilitator kurikulum Tular Nalar dan penggiat komunikasi kebencanaan, Dr. Puji Lestari, Msi.
Koordinator SEKODI Chapter Bandung, Fanny Syariful Alam mengungkapkan bahwa dalam situasi rawan bencana di Indonesia, peran informasi menjadi signifikan untuk memberikan kabar terbaru tentang daerah rawan bencana serta antisipasinya.
Akan tetapi, tidak jarang banyak kabar tidak benar berada di sekeliling informasi kebencanaan yang membuat orang ragu untuk bertindak tepat.
“Isu kebencanaan merupakan hal yang sebenarnya sudah ditanggapi sejak lama, terutama dengan adanya Badan Penanggulangan Bencana Nasional beserta badan-badannya di daerah,” terangnya.
Hal ini, sambung Fanny tentu merupakan upaya positif Pemerintah dalam mewaspadai sekaligus menyebarkan informasi tentang bencana serta usaha antisipasinya lengkap dengan mitigasi yang dibutuhkan.
“Informasi tentang kebencanaan sudah seharusnya diperlakukan secara profesional, mulai dari perencanaan, proses pembuatan, hingga penyebarannya melalui bentuk media yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga, masyarakat akan dapat lebih mudah menyerap informasi penting tentang kebencanaan,” paparnya.
Hadirnya media digital saat ini seharusnya membuat upaya sebaran informasi kebencanaan menjadi lebih mudah karena media digital yang mudah diakses oleh masyarakat sifatnya personal, sehingga setiap informasi relevan dapat diterima langsung oleh masyarakat.
“Sebaliknya, keberadaan media digital pun membuat kerentanan tersendiri dalam prakteknya. Sebaran mis dan dis informasi, bahkan terkait isu kebencanaan pun, sering beredar luas dan sampai ke tangan masyarakat untuk kemudian dibagi ulang. Kondisi seperti ini memberikan perhatian tersendiri karena isu yang disebar bukan lah isu kecil,” tambahnya.
Peran masyarakat dalam mensosialisasikan informasi kebencanaan sangat vital untuk membuat sistem kewaspadaan dini serta upaya preventif lainnya.
Namun, terang Fanny dibutuhkan juga kapasitas literasi yang baik sehingga masyarakat akan lebih kritis dan berdaya dalam proses penyampaian informasi, bahkan termasuk dalam proses pembuatan informasi terkait bencana.
“Sebaliknya pula, pemerintah diharapkan untuk selalu mensosialisasikan informasi terkait bencana dan mitigasi dengan komprehensif namun tetap memperhatikan kebutuhan masyarakat yang tingkat literasinya berbeda-beda,” tandas Fanny kepada pasjabar, Sabtu.
Sementara itu dalam paparannya, Dr. Puji Lestari, Msi. mengungkapkan bahwa partisipasi dan kolaborasi perlu diciptakan sebagai solusi permasalahan digital baik oleh media, pemerintah, institusi pendidikan dan masyarakat sipil.
“Untuk komunitas dapat menekankan pentingnya literasi mitigasi bencana, menyosialisasikan kepada masyarakat terkait mitigasi kebencanaan itu dapat melalui berbagai kurikulum sekolah, kegiatan diskusi, seminar, buku Tangguh bencana dan media online kepada masyarakat. Sementara Peran Perguruan Tinggi dapat memberikan pelatihan psikososial dan penanganan trauma kepada guru atau dosen sesuai dengan kearifan lokal, mahasiswa dan siswa,” tandasnya. (tiwi)