# Masa Depan Literasi Indonesia
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kamisan Aksara kembali hadir dengan edisi keempat melalui segmen Buku Kehidupan.
Tema yang diangkat kali ini adalah “Geliat Penerbitan Independen di Tengah Arus Besar Industri Buku”, menghadirkan Reita Ariyanti sebagai narasumber dan dipandu oleh Ariel Seraphino pada Kamis (21/8/2025).
Diskusi ini mengulik posisi penerbitan independen sebagai alternatif dari pola lama yang kerap menempatkan penulis hanya sebagai “penyedia naskah”.
Dalam jalur independen, penulis dipandang sebagai mitra sejajar dalam proses kreatif, distribusi, hingga penentuan nasib buku mereka sendiri. Meski begitu, jalur ini bukan tanpa hambatan: mulai dari keterbatasan modal, sulitnya distribusi, hingga dominasi jaringan penerbit besar yang sudah mapan.
“Penerbit mayor itu besar, tapi tetap punya keterbatasan. Lalu kenapa masih ada yang memilih jalur independen? Karena di sana penulis lebih bebas, lebih punya kuasa atas karyanya—meski tetap bertanggung jawab pada isinya,” jelas Reita Ariyanti dalam perbincangan.
Dalam sesi tanya-jawab, Reita menekankan pentingnya keseimbangan antara idealisme dan pasar.
“Kita tidak bisa menutup mata soal market. Tapi kita juga tidak mau kehilangan passion. Kuncinya adalah menemukan titik temu: buku yang kita cintai sekaligus punya pembaca,” ujarnya.
Ia juga menyoroti distribusi sebagai tantangan terbesar penerbit independen.
“Sebagus apa pun bukunya, kalau tidak sampai ke pembaca, ia hanya jadi naskah yang sama saja,” tambahnya.
Acara ditutup dengan pesan inspiratif dari Sindikasi Aksara untuk para penulis.
“Teruslah menulis, tetaplah berkarya. Bukan soal besar atau kecilnya pasar, tapi tentang hasrat yang layak untuk tetap hidup. Jangan takut berjalan di jalur independen, karena setiap naskah yang jujur akan menemukan pembacanya.”
Sindikasi Aksara akan kembali menghadirkan edisi berikutnya dari Kamisan Aksara dengan tema literasi dan budaya yang tak kalah menarik. Publik dapat mengikuti program ini secara langsung melalui akun Instagram @sindikasi.aksara. (tiwi)
# Masa Depan Literasi Indonesia












