BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Memiliki dampak nyata bagi desa, dapat membantu dari segi kondisi sosial, ekonomi, dan pendidikan, serta memajukan desa di Bandung Raya, adalah harapan dari lahirnya komunitas Senyum Desa Korwil Bandung Raya.
Ketua Senyum Desa Korwil Bandung Raya, Faishal Dzaky Affianto atau yang akrab disapa Jek mengungkapkan bahwa latarbelakang hadirnya Senyum Desa Korwil Bandung Raya sendiri berangkat dari organisasi Senyum Desa Indonesia yang mengadakan Open Recruitment Kakak Pengabdi untuk seluruh Indonesia.
“Setelah bergabung, saya dan Kak Agustin (Atin) mempunyai Inisiatif untuk melaksanakan visi, misi, dan tujuan Senyum Desa di wilayah Bandung Raya. Diharapkan Senyum desa tak hanya berkembang di Jawa Timur saja, namun di seluruh Indonesia,” paparnya.
Selama ini Senyum Desa juga aktif melaksanakan berbagai kegiatan seperti baksos, donasi, Aksi Cepat Tanggap Bencana, Webinar, dan lain-lain.
“Kebetulan ini tahun pertama bagi koorwil Bandung Raya, pastinya bisa menebarkan senyuman ke seluruh Desa di Indonesia terutama di Bandung Raya. Mempunyai kegiatan yang dapat menginspirasi dan dapat bekerjasama dengan banyak instansi pemerintahan dan organisasi lainnya,” terangnya.
Organisasi yang memiliki 150 orang anggota, belum lama ini juga telah melaksanakan First Gathering dan Pembekalan Online dan Gerakan Anak Minum Susu (GAMIS).
Adapun Senyum Desa memiliki 16 koordinator wilayah (KORWIL) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
“Tujuan dari Senyum Desa adalah menjadi wadah bagi para generasi muda untuk turut serta dalam melunasi janji-janji kemerdekaan di seluruh pelosok nusantara, pemerataan di berbagai bidang sosial terutama pendidikan, kesehatan, lingkungan,
kemanusiaan dan pemberdayaan
masyarakat,” ulasnya.
Di samping itu, terang Jek Senyum Desa juga berupaya mengajak seluruh anak-anak pelosok nusantara untuk berani bermimpi seperti apapun keadaan mereka. Serta dengan semangat kolaborasi bersama pemuda-pemudi untuk mengabdi dan menginspirasi tanpa memandang latar belakang, pendidikan, profesi dan lain-lain.
“Semuanya menjadi satu kesatuan untuk mengabdi dan hadir secara nyata ke tengah masyarakat untuk mengabdi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh desa tersebut,” sambungnya.
Jek bercerita bahwa Senyum Desa dicetuskan pada tanggal 27 Oktober 2017 di Kabupaten Sampang oleh Abdul Rozak salah satu mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.
“Senyum Desa merupakan komunitas pengabdian masyarakat
yang independen tanpa berafiliasi dengan pihak manapun, sumber pendanaan kegiatan murni dari para donatur serta pihak lain yang tidak mengikat,” terangnya.
Pengurus Pusat Senyum Desa juga menguatkan jaringan hingga ke daerah dengan membentuk Koordinator Wilayah (KORWIL). Hal ini sebagai salah satu upaya agar Senyum Desa dapat berperan lebih reguler, akselerati dan mampu menjadi lokomotif perubahan yang lebih cepat dan besar.
“Adapun pengelolaan jaringan Senyum Desa berlandaskan prinsip kesukarelawanan dan spirit kemanusiaan,” pungkasnya. (tiwi)