BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno melihat ada optimisme untuk kebangkitan sektor parekraf di paruh kedua tahun 2021.
Hal ini karena didorong karena adanya penerapan protokol kesehatan 3M (mengenakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) yang ketat serta metode 3T yaitu testing, tracing, dan treatment, di samping vaksinasi yang akan berjalan.
“Program vaksinasi yang terus berjalan dan Okupansi Rate di rumah sakit yang terus menurun. Semoga di paruh kedua tahun ini kita bisa melihat awal dari kebangkitan sektor parekraf,” ujarnya.
Sandiaga juga berharap bahwa program vaksinasi bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) dapat berjalan sesuai target.
Ia juga menjelaskan bahwa terdapat 34 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga diharapkan program prioritas vaksinasi COVID-19 bagi mereka dapat berjalan sesuai target.
“Bandung menjadi salah satu yang kita prioritaskan selain di Bali untuk mendapat vaksinasi. Harapannya dapat terlaksana pada (bulan) Maret, atau paling tidak pertengahan Maret sudah bisa dimulai. Saya usulkan untuk kick offnya di Bali, karena Bali yang paling terdampak,” terangnya saat meninjau Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Senin (22/2/2021).
Adapun Kementerian Kesehatan telah memulai vaksinasi COVID-19 gelombang dua bagi kelompok prioritas penerima vaksin. Program vaksinasi yang akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga April mendatang ini akan menyasar beberapa kelompok prioritas penerima vaksin.
Dari sejumlah kelompok prioritas penerima vaksin di gelombang kedua, sektor pariwisata seperti petugas wisata, hotel dan restoran termasuk di dalamnya.
Selain program vaksinasi dari pemerintah, program vaksinasi mandiri oleh pihak swasta yang saat ini masih dalam tahap pembahasan juga diharapkan dapat menyasar pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Terkait penanggulangan dampak pandemi di sektor parekraf di Jawa Barat, Sandiaga mengatakan tengah berkoordinasi dengan berbagai institusi keuangan untuk membuat mekanisme yang dapat memudahkan para pelaku ekraf mendapat bantuan likuiditas untuk merestrukturisasi usaha-usahanya.
“Saya sedang menjajaki dengan berbagai institusi keuangan untuk meluncurkan tourism and creative economy recovery fund, yang dikhususkan untuk memberi waktu pemulihan dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bagi pemilik sektor tersebut seperti hotel, restoran, rekreasi sehingga mereka dapat diberikan bantuan likuiditas dan bantuan restrukturisasi,” tandasnya. (*/tiwi)