BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Sukses di bidang akademik salah satunya dapat diukur dengan nilai IPK, adalah Greyska Arivia Salsabila, mahasiswi semester VIII Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan yang memiliki IPK tinggi yakni 3.85.
“Motivasi saya meraih IPK yang tinggi, yang pertama pasti ingin membanggakan dan menyenangkan orang tua dan keluarga. Sejak awal masuk perguruan tinggi saya berjanji pada diri saya sendiri untuk mendapatkan IPK yang cukup baik serta nanti dapat lulus dengan predikat cum laude,” terangnya.
Disamping itu, gadis yang akrab disapa Greyska ini juga ingin membuat orang tua dan keluarga bangga dengan pencapaiannya.
“Saya pikir semua orang tua pasti bangga dan senang melihat anaknya lulus, tapi saya ingin memberikan bonus kebanggaan dan kesenangan bagi mereka berupa hal yang tadi saya katakan,” terangnya.
Motivasi yang kedua, terang Greyska adalah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ia selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia harus mendapatkan nilai yang bagus untuk kelak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Greyska berpikir bahwa IPK yang tinggi akan menjadi salah satu faktor penunjang untuk mendapatkan hal tersebut.
“Meskipun banyak orang mengatakan bahwa dalam mencari pekerjaan IPK itu tidak begitu penting karena yang paling penting itu soft skill, tapi mungkin setidaknya dengan IPK yang tinggi akan menjadi pertimbangan perusahaan dalam menerima pegawainya. Tentu saja saya juga setuju dengan hal tersebut, maka dari itu saya mengatakan bahwa IPK tinggi hanya salah satu faktor penunjang dan ini hanya pendapat saya ya,” paparnya kepada Pasjabar, Rabu (10/3/2021).
Adapun tips yang dilakukan Greyska untuk mendapatkan IPK yang tinggi adalah belajar dengan tekun.
“Biasanya dosen itu memberikan materi ajar atau handout pada pertemuan pertama di kelas. Sehingga pada kelas-kelas berikutnya mahasiswa sudah punya bahan ajarnya. Jadi pada hari sebelum kelas biasanya saya membaca dan coba mempelajari sendiri materi tersebut sehingga apabila ada yang saya tidak mengerti bisa saya tanyakan saat kelas nanti,” urainya.
Setelah kelas, sambungnya biasaya Greyska juga mereview kembali materi tersebut agar ia benar-benar paham. Dan jika masih belum paham biasanya ia juga selalu menghubungi teman-temannya untuk belajar bersama.
“Lalu jangan lupa berdoa, minta sama Allah supaya selalu dimudahkan dalam belajar, dimudahkan dalam menyerap dan memahami ilmu yang diberikan,” tambahnya.
Menurut Greyska rajin belajar dan selalu masuk kelas adalah hal yang sangat membantu untuk meraih IPK yang tinggi.
“Rajin belajar kalau masuk kelasnya males sama saja bohong karena penilaian dari dosen kan bukan hanya penilaian saat ujian saja tapi juga kehadiran dikelas menjadi pertimbangan dosen dalam memberikan nilai. Selalu masuk kelas juga kalo tidak rajin belajar ya untuk apa, percuma juga rajin masuk kelas tapi kita ngga paham sama apa yang kita pelajari,” ujarnya.
Menurut Greyska dalam belajar terkadang ia mengalami hambatan seperti rasa malas.
“Tidak jarang saya merasa malas untuk belajar. Bahkan cukup sering juga saya lebih memilih hal lain daripada belajar. Seperti misalnya lebih memilih main, nonton drakor, scroll sosmed dan lain-lain,” terangnya.
Greyska menambahkan dengan memiliki IPK yang tinggi ia merasakan banyak manfaat seperti memudahkannya dalam beberapa hal, seperti misalnya ketika akan mendaftar beasiswa atau ketika mendaftar beberapa program di kampus biasanya selalu ada syarat minimal IPK, sehingga dengan IPK tinggi ia bisa mengikuti program program tersebut.
“Yang kedua, saya tidak tau ini bisa disebut keuntungan atau bukan tapi mungkin lebih tepatnya ini rasa bangga dan senang terhadap diri sendiri. Saya suka ketika saya menjadi tolok ukur bagi orang lain. Tapi tolok ukur dalam hal positif, seperti misalnya pernah ada teman saya yang mengatakan bahwa ia berterimakasih pada saya karena saya telah menjadi salah satu motivasi dia dalam menaikan IPK nya. Tapi saya tidak suka jika menjadi tolok ukur dalam hal negatif seperti misalnya ada teman saya yang mengatakan ‘kamu aja yang IPK nya tinggi ngga ngerti materi itu, apalagi aku’. Saya tidak suka mendengar kata kata seperti itu, karena dengan berkata seperti itu berarti dia tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan seolah-olah dia tidak bisa melampaui saya, padahal siapapun bisa melampaui saya. Bahkan lebih gak suka lagi kalo ada yang bilang “masa IPK tinggi tapi kaya gini aja gak ngerti”. Kaya ‘hallo, saya juga seorang pelajar yang sedang belajar. Tidak semua hal saya tahu dan saya bisa, makanya saya belajar,” paparnya bercerita.
Ke depan Greyska berharap akan dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan lagi IPKnya hingga lulus nanti. Ia juga berharap nilai-nilai yang ia dapatkan juga kelak membantunya dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
“Untuk teman teman yang ingin mendapat IPK yang lebih tinggi, kuncinya adalah belajar, belajar dan belajar. Malas gapapa karena itu wajar, tapi harus tetap bisa mengontrol itu. Selain itu juga berdoa, semoga Allah selalu memudahkan kita dalam belajar. Terus juga jangan cepat merasa puas, harus menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Percaya sama diri sendiri kalo kamu bisa melakukannya dan jangan membatasi diri kamu dengan ‘ah udah aku IPK nya segini aja udah cukup ko’ kalo kamu bisa melakukannya dengan lebih baik lagi kenapa harus berhenti disitu,” pungkasnya mengakhiri perbincangan. (tiwi)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…