BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sekda Kota Bandung Ema Sumarna memerintahkan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Petanahan dan Pertamanan (DPKP3), Kota Bandung untuk melakukan sensus terhadap pohon-pohon di Kota Bandung.
“Kita harus melakukan sensus pohon, untuk mengetahu seberapa banyak kondisi pohon yang masih baik dan sudah harus mendapatkan perawatan,” ujar Ema kepada wartawan, Senin (29/3/2021).
Ema mengatakan, pengawasan terhadap kondisi pohon ini, harus dilakukan sama dengan pengawasan Dinas pekerjaan Umum (DPU) terhadap kondisi jalan bolong di Kota Bandung. “Kan kita punya tim unit reaksi cepat (URC) yang semestinya bisa menangani kondisi kedaruratan,” terangnya.
Menurut Ema, pemantauan terhadap kondisi pohon, tidak memandang posisi pohon tersebut berada di mana. Apakah jalan milik provinsi, milik pemerintah pusat, atau kewenangan Kota Bandung.
“Selama pohon tersebut berdiri di wilayah Kota Bandung, berarti merupakan tanggung jawab Pemkot Bandung,” bebernya.
Karenanya, di manapun lokasinya, selama masih di wilayah Kota Bandung, Ema meminta DPKP3 melakukan perawatan.
“Jika melihat atau mendapat laporan ada pohon yang melintang dan menghalangi jalan, maka harus segera di pangkas,” terangnya.
Demikian juga halnya dengan masyarakat, yang melihat ada posisi pohon yang membahayakan, maka diminta untuk melaporkan. Sehingga bisa dilakukan pemeliharaan oleh petugas.
“Tapi, pemangkasannya harus dilakukan oleh petugas kami, karena itu kan ada perda nya,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, kepala DPKP3 Kota Bandung Dadang Darmawan mengatakan, setiap Hari Jumat pihaknya melakukan pemantauan berkelilng, untuk mengetahui kondisi pohon secara umum di Kota Bandung.
Meski demikian, sayangnya Dadang tidak mengantongi berapa jumlah pohon yang rapuh dan membahayakan di Kota Bandung.
“Kami hanya menginfentarisir di kawasan mana saja pohon yang patut diwaspadai. Diantaranya adalah di kawsan Jl SUkarno-Hatta, Kawsan Dago, Sikajadi, J Diponegoro, dan JL Riau,” tuturnya.
Menrut Dadang, Banyak faktor yang menyebabkan pohon di Kota Bandung rapuh. Misalnya, jenis pohon. Menurutu Dadang jenis pohon angsana lebih rapuh dibandidng jenis poon Mahoni.
“Dibeberapa daerah ada pohon angsana yang memang lebih rapoh dibanding pohon Mahoni, meskiun usia pohon angsana lebih muda,” paparnya.
Selain itu, dikarenakan media tanam yang sempit, seperti di trotoar. Sehingga pertumbuhan terhambat, karena akar terpangkas pembangunan trotoar.
“Kami memang harus melaksanakan pemeliharaan karena cuaca hujan dan angnin kencang menambah beban pohon, sehingga pohon jdi lebih tida kukat,” tuturnya. (Put)