CIMAHI, WWW.PASJABAR.COM– Mahasiswa semester VI jurusan Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Pasundan Cimahi, Reza Fatwa Pratama berbagi cerita terkait pengalaman untuk meraih IPK yang tinggi atau cumlaude.
Pemuda yang akrab disapa Reza ini terakhir meraih IPK 3,80.
“Motivasi saya untuk meraih IPK yang tinggi sebenarnya tidak ada karena menurut saya IPK tinggi adalah bonus yang dimana pada saat kita belajar dalam hal apapun, lakukan lah dengan sepenuh hati, antusias dan serius. Ketika saya bisa mendapatkan bonus tersebut tentu itu adalah salah satu dari hasil keseriusan belajar yang harus disyukuri dan tentu saja mendapatkan IPK tinggi bisa menjadi hal yang membanggakan untuk dipersembahkan kepada orangtua saya,” terangnya mengawali perbincangan.
Menurut Reza pribadi tidak ada tips khusus untuk meraih IPK yang tinggi karena hal apapun bisa menjadi tips khusus ketika itu dirasa relevan dan positif dengan gaya belajar kita. Namun ketika ia menimba suatu ilmu, ia selalu menerapkan pada dirinya perkataan dari Ki Hajar Dewantara yakni ‘Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru’.
“Apapun tempatnya jadikanlah sebagai sekolah yang artinya di manapun, kapanpun kita bisa mendapatkan ilmu. Oleh karena itu saya tidak hanya belajar pada saat jam perkuliahan di dalam kelas, tetapi saya coba mencari ilmu-ilmu baru dari berbagai tempat bahkan media sosial. Jadikan setiap orang sebagai guru yang artinya setiap individu pasti memiliki suatu kelebihan yang kita butuhkan,” jelasnya.
Sebagai seseorang yang haus akan ilmu, terang Reza ia selalu menempatkan dirinya seperti gelas kosong yang dimana ketika ia bertemu dengan seseorang, ia suka bercengkrama, bertanya, bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan tentu bukan untuk ajang menyombongkan diri.
“Pada saat itulah saya bisa mendapatkan berbagai hal positif yang bisa diterapkan untuk meraih IPK yang diinginkan dan secara tidak langsung saya belajar bagaimana menjadi seseorang yang berilmu, beretika dan bermoral,” ucapnya kepada PASJABAR, selasa (20/4/2021).
Reza menambahkan bahwa rajin belajar dan sering masuk kelas atau hadir dalam perkuliahan menjadi salah satu faktor penting untuk meraih IPK yang tinggi. Karena ketika kita rajin belajar tentu pada saat itu kita sering mengulas materi yang telah disampaikan dan bahkan mencari materi baru yang relevan sehingga kita bisa memahami lebih dalam mengenai materi tersebut.
Selanjutnya, ketika kita rajin hadir dalam perkuliahan tentu hal tersebut masuk juga kedalam kategori penilaian yang nantinya akan berpengaruh pada nilai mata kuliah sehingga akan mempengaruhi nilai IPK.
“Dalam belajar, tentu saya mengalami hambatan yang sering dialami oleh setiap orang dan terjadi pada diri saya dalam belajar adalah rasa malas. Pada diri saya sendiri, merasakan hambatan tersebut adalah ketika menginjak semester 4 yang di mana, saya terbiasa perkuliahan tatap muka namun dikarenakan pandemi Covid-19 mewabah di negara Indonesia sehingga mengharuskan perkuliahan dilakukan secara daring dan semua orang diharuskan untuk membuat gaya, cara, metode baru dalam berbagai hal. Ketika itu pun perkuliahan dirasa kurang efektif sehingga alternatif yang dipilih selalu dengan memberikan tugas,” jelasnya.
Pada saat itu juga, terang Reza ia merasa malas karena tugas yang begitu banyak dengan waktu pengerjaan yang tidak banyak. Namun ia selalu ingat untuk tidak bermalas-malasan karena ketika ia terjebak dalam rasa malas tersebut, hal itu akan membunuh potensi yang mungkin bisa berkembang dalam dirinya.
“Berbicara mengenai keuntungan, tentunya hal tersebut harus sudah pernah dirasakan secara penuh dan nyata. Bagi saya pribadi keuntungan meraih IPK tinggi dapat dirasakan secara penuh dan nyata adalah ketika saya sudah lulus dari bangku perkuliahan dan bisa meraih cita-cita yang saya harapkan melalui salah satu faktor yaitu nilai IPK tinggi. Namun dengan nilai IPK yang saya miliki secara tidak langsung menjadi tanggung jawab bagi saya untuk membuktikan apakah layak atau tidak dengan kemampuan yang saya miliki saat ini. Karena menurut saya pribadi IPK hanya sebatas nilai dan banyak orang diluar sana yang memiliki Ipk tinggi, oleh karena itu saya tidak hanya ingin meningkatkan nilai IPK saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan, etika dan moral saya,” tandasnya.
Reza pun berharap bahwa ilmu yang ia miliki dapat berguna, bermanfaat khususnya bagi dirinya pribadi, keluarganya, bangsa, negara, dan agama, lalu ia diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengamalkan ilmu yang ia miliki ini.
“Tidak lupa semoga pandemic Covid-19 ini bisa segera berakhir dan Negara kita Indonesia mampu bangkit dan melakukan banyak inovasi, pendidikan di Indonesia bisa pulih kembali dan menjadi lebih baik lagi. Aamiin,” ucapnya.
Reza juga menyampaikan untuk teman-teman yang ingin mendapatkan IPK yang lebih baik agar memahami inti dari materi yang diberikan bukan menghafal materinya, jalani dan tekuni perkuliahan jurusan dengan sepenuh hati, ikhlas, penuh antusias dan serius.
“Last but not least janganlah terlena dengan rasa malas karena rasa malas akan menghancurkan impian,harapan dan potensi kita, perlu diingat bahwa di dunia ini tidak ada manusia terlahir bodoh namun perbedaannya adalah manusia malas dan tekun. Oleh karena itu pilihannya adalah apakah kita mau berusaha untuk perubahan menjadi lebih baik atau tidak,” pungkasnya. (tiwi)