PASBANDUNG

Kritisnya Kebutuhan Plasma Konvalesen di Bandung

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMKebutuhan plasma konvalesen sebagai salah satu terapi bagi pasien COVID-19 di Kota Bandung tergolong kritis. Jumlah pasien yang membutuhkan dan pendonor plasma konvalesen sangat jauh dari ideal.

Data per 28 Juni 2021 di PMI Kota Bandung, ada 458 pasien COVID-19 yang antre mendapatkan plasma konvalesen dari penyintas COVID-19. Mereka harus rela menunggu hingga plasma konvalesen tersedia dan mendapatkannya sesuai ‘nomor antrean’.

“(Plasma konvalesen) ini mulai drastis permintaannya sejak terjadi peningkatan kasus COVID-19 setelah Lebaran. Biasanya di kisaran 150, di bawah 200, kalau sekarang (daftar tunggunya) sampai 300 lebih,” kata Humas UTD PMI Kota Bandung Budi Wandina, Senin (28/6/2021).

Diakuinya, jumlah pendonor dan mereka yang membutuhkan plasma konvalesen sangat timpang. Saat yang membutuhkan semakin banyak, justru penyintas COVID-19 yang bersedia mendonor belum banyak.

Apalagi, untuk menjadi pendonor plasma konvalesen tak bisa dipaksa. Ini harus dilakukan atas kesediaan calon pendonor itu sendiri.

“Memang susah karena kesadaran penyintasnya. Ada yang memang takut (jadi pendonor), ada yang memang dia belum biasa, juga faktor lainnya,” jelas Budi.

Selain itu, PMI Kota Bandung juga memiliki keterbatasan personel dan peralatan. Sehingga, dalam sehari hanya bisa memproses 20 pendonor plasma konvalesen saja. Itu karena proses donor hingga pengolahan plasma konvalesen ini cukup sulit.

Meski begitu, PMI mengajak para penyintas COVID-19 untuk mau mendonorkan darahnya. Sebab, ada banyak pasien yang membutuhkan plasma konvalesen di tengah upaya mereka mencari jalan kesembuhan.

Budi pun menegaskan tak perlu takut mendonor di tengah pandemi. Sebab, prosedur ketat dan protokol kesehatan dijalankan di PMI Kota Bandung.

“Kalau misalkan penyintas ini tergugah mau mendonor, tinggal langsung saja daftar ke PMI Kota Bandung dan sampaikan untuk pendaftaran plasma konvalesen. Nanti kita ada jalur khusus untuk seleksi donor tersebut,” tutur Budi.

Sementara itu, bagi keluarga pasien yang ingin lebih cepat mendapatkan plasma konvalesen, disarankan untuk membawa calon pendonor sendiri. Sehingga, alokasi plasma konvalesennya bisa didahulukan.

Sedangkan jika tak punya calon pendonor sendiri, keluarga pasien harus menunggu mendapatkan plasma konvalesen sesuai dengan nomor antrean. (ors)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Produk Fesyen Ulos Diserbu Atlet di PON Aceh-Sumut 2024

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Produk fesyen berbahan dasar ulos menjadi salah satu oleh-oleh yang paling diminati…

51 menit ago

Program PKM FKIP Unpas: Pemberdayaan Perempuan Melalui Hidroponik

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Program pemberdayaan perempuan melalui pertanian hidroponik telah dilaksanakan di Kampung Munjul, Desa…

2 jam ago

Diserbu Bobotoh Henhen Tutup Kolom Komentar Instagramnya

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Buntut insiden intimidasi yang diduga dilakukan beberapa beberapa pemain Persib kepada bobotoh,…

2 jam ago

5.000 Umat Muslim Bandung Gelar Aksi Bela Palestina

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Lebih dari 5.000 umat Muslim di Kota Bandung menggelar aksi unjuk rasa…

3 jam ago

372 Mahasiswa Magister dan Doktor Pascasarjana Unpas Ikuti Matrikulasi

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sebanyak 372 mahasiswa program Doktor dan Magister Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) mengikuti…

3 jam ago

Persib Diguncang Kabar Pemain Intimidasi Bobotoh

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kabar tak sedap datang dari Persib Bandung. Beredar kabar pemain Persib ada…

4 jam ago