HEADLINE

Meningkatkan Kolaborasi dalam Mengembalikan Kejayaan Pasundan

ADVERTISEMENT

*)Milangkala Paguyuban Pasundan ke 108

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMPada 20 Juli 2021, Organisasi tertua di Jawa Barat, Paguyuban Pasundan memasuki usia ke 108 tahun.  Komitmen dan pengabdian untuk kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia pun tak pernah surut dilakukan.

Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof.Dr.H.M.Didi Turmudzi M.Si,. mengungkapkan bahwa tema Milangkala Paguyuban Pasundan ke 108 adalah “Meningkatkan kolaborasi dalam mengembalikan kejayaan Pasundan”.

“Tema ini diambil mengingat kesejarahan masa lalu, Paguyuban Pasundan lahir dengan misi untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan,” terangnya Jum’at (23/7/2021).

Prof Didi menerangkan bahwa pendiri dan pengurus Paguyuban Pasundan memiliki semangat dan dedikasi yang luar biasa dalam memberikan kontribusi yang optimal dalam membangun kesatuan dan kemerdekaan Republik Indonesia.

Paguyuban Pasundan berdiri sejak tahun 1913 jauh sebelum negara Republik Indonesia berdiri, dan mewujudkan peran yang nyata dengan membangun lembaga pendidikan pada tahun 1922. Kemudian dilanjutkan dengan  membangun Bank Sentral Pasundan, mendirikan mass media yaitu Sipatahunan, koran daerah yang penyebarannya ke seluruh nusantara bahkan mencapai Asia Tenggara.

“Paguyuban Pasundan juga turut menyoroti permasalahan sosial yang ada seperti perempuan yang  kawin muda, pengangguran, pendidikan dan lain sebagainya, untuk kemudian mencari solusi,” ucapnya.

“Dengan keterbatasan dan fasilitas yang ada, Paguyuban Pasundan telah memiliki prestasi yang luar biasa,” tambahnya.

Hal ini terang Prof Didi menjadi sebuah tantangan bagi generasi penerus untuk bagaimana mencontoh dan meneruskan cita-cita dan perjuangan Paguyuban Pasundan ke depan.

“Saat ini Paguyuban Pasundan memiliki SDM yang banyak dan fasilitas yang mumpuni, selanjutnya adalah bagaimana membangun idealisme, komitmen dan loyalitas kepada Paguyuban Pasundan,” ulasnya.

Dalam Milangkala ke 108 ini, sambung Prof Didi harus dijadikan  reevaluasi atau penilaian kinerja kepengurusan saat ini,  bagaimana ke depan melakukan perubahan juga terobosan dan reposisi peran Paguyuban Pasundan sebagai organisasi yang independen dan bukan bagian dari bagian partai politik manapun.

“Ke depan kami ingin membangun pengaruh yang jauh lebih besar agar dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal. Sehingga kehadiran  Paguyuban Pasundan di Jawa Barat dan Indonesia terlihat eksistensinya dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ulasnya.

Kunci kebesaran Paguyuban Pasundan adalah keseriusan dari pengurus yang mewujud dalam bentuk konsistensi dalam mengimplementasikan cita-cita dan tujuan dari Paguyuban Pasundan.

“Tantangan ke depan tentu akan sangat berbeda. Permasalahan yang ada pada saat ini tidak lebih mudah dari pada dahulu. Sebagaimana mengutip dari Proklamator Ir. Soekarno yang menyatakan bahwa ‘Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.'” ulasnya.

“Artinya bisa jadi saat ini kita tidak sadar bahwa negara kita rentan dengan konflik, mudah diadu domba, padahal masalah yang dihadapi cukup besar. Paguyuban Pasundan menyadari bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu integrasi bangsa agar bisa menjalin kebersamaan dan kesejahteraan,” sambungnya.

Selama kesejahteraan tidak dirasakan, ucap Prof Didi akan sulit negara Indonesia menjadi kuat, besar dan diperhitungkan oleh bangsa lain.

Dalam menjaga kesatuan Negara Republik Indonesia, Paguyuban Pasundan juga turut berupaya berkontribusi dengan memberikan kritikan dan solusi bagi permasalahan yang terjadi di masyarakat

“Kepekaan dan kejelian dalam melihat persoalan yang menjadi sebuah pekerjaan. Di samping itu, kami  menyampaikan hal tersebut kepada pemerintah pusat maupun daerah. Agar rintihan rakyat dapat diketahui dan tidak hanya dijawab dengan sebuah kebijakan yang kebijakan itu kurang tersosialisasikan dan banyak kebocoran di lapangan, dan itu tidak diketahui oleh pemerintah,” paparnya.

Prof Didi menambahkan bahwa hal yang coba dilakukan oleh Paguyuban Pasundan saat ini adalah melakukan percepatan dengan apa yang dibutuhkan saat ini saat ini, bagaimana masyarakat bisa makan, bekerja, menyekolahkan anak-anak mereka dengan ringan.

“Hal yang kami pikirkan saat ini adalah bagaimana membangun karakter anak bangsa ke depan. Jangan dianggap enteng bahwa anak kita di masa depan akan  seperti kita hari ini. Bisa saja mereka mengalami kesulitan, tidak memiliki tempat, kesulitan berkerja, dan lainnya. Maka dari itu,  generasi tua saat ini harus membangun kepercayaan diri dan karakter generasi muda, agar mereka bisa menjadi penerus yang mampu melanjutkan perjuangan,peka terhadap masalah sosial , politik dan lain sebagainya,” urainya.

Prof Didi mengatakan bahwa Paguyuban Pasundan berupaya membina generasi muda yang sadar pada lingkungannya. Sadar akan ancaman dan tantangan yang dihadapi negaranya.

“Bangsa ini akan tetap bisa bertahan dan ajeg sebagai sebuah negara dan bangsa ketika bangsa ini masih memiliki teritorial darat, laut dan udara dan dikuasai oleh bangsa ini serta kekuatan ekonomi. Jangan sampai dikuasai segelintir kelompok dan membuat negara ini terpecah. Karena founding fathers negara Indonesia telah membangun nilai-nilai kesatuan dalam pancasila. Bukan negara  agama atau sekuler, melainkan agama harus hadir dalam berbangsa,” ulasnya.

Prof Didi berharap bahwa masyarakat dan pemerintah dapat menyadari akan pentingnya persatuan dan toleransi, agar tidak dibentur-benturkan dengan opini yang tidak bertanggung jawab antara nasionalisme, islami dan sekular.

“Jangan sampai masyarakat kita terpecahkan karena benturan ideologi, yang menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang susah dibangun,” ujarnya.

Dalam membangun karakter, Paguyuban Pasundan juga akan menyiapkan kurikulum di lingkungan Pendidikan Paguyuban Pasundan untuk menyiapkan mental fighter, pemberani dan pantang menyerah.

“Milangkala ke 108 Paguyuban Pasundan ini semoga menjadi pendorong untuk meningkatkan kesadaran dalam keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia, baik faktor keutuhan teritorial, keutuhan ekonomi, sistem religi, penguatan pancasila oleh seluruh bangsa  yang menjadi kebutuhan juga keharusan untuk saat ini dan kedepan,” pungkasnya. (*/tie/tiwi)

 

Yatti Chahyati

Recent Posts

Keseimbangan Hubungan Antarmanusia

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Ajaran…

15 menit ago

WJIS 2024, Jawa Barat Alami Pertumbuhan Ekonomi 4,95 Persen

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- West Java Investment Summit 2024 yang sudah berjalan ke enam kalinya mencatatkan…

7 jam ago

Pelajaran untuk Persib Usai Dipermalukan Port FC

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menelan pil pahit. Melawan Port FC dalam laga perdana Grup F AFC…

8 jam ago

Pengungsi Gempa Cibeureum Antre Panjang Demi Minuman Hangat

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Ratusan pengungsi gempa di Cibeureum, Kabupaten Bandung, rela mengantre panjang demi mendapatkan…

9 jam ago

Tenda Terpasang, Pengungsi Gempa Kertasari Masih Kekurangan Bantuan

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Lebih dari 10 tenda pengungsian telah dipasang di lokasi evakuasi korban gempa…

9 jam ago

Port FC Permalukan Persib di Si Jalak Harupat

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung menuai kekalahan saat menjamu Port FC dalam laga perdana Grup…

10 jam ago