BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan bekerjasama dengan ISEI Bandung Koordinator Jawa Barat menggelar talkshow dengan Tema “Pengkajian dan pemahaman Metode Penelitian Kualitatif”.
Acara ini digelar pada Sabtu (14/8/2021) secara virtual dan ditayangkan secara langsung di Channel Youtube PAS TV.
Turut menjadi narasumber, Dr. Asfi Manzilati, SE, ME. (Prodi IImu Ekonomi FEB Universitas Brawijaya), Hasri Mustafa, MBA, Ph.D, CFIA, MIM-CPT (Dept of Accounting and Finance, School of Business and Economic, Universiti Putra Malaysia), Prof. Dr. H. Horas Djulius, S.E (Prodi Ekonomi, FEB Universitas Pasundan) dan Dr. H. Juanim, S.E, M.Si (Prodi Manajemen FEB Universitas Pasundan).
Adapun jumlah peserta sebanyak 233 orang yang merupakan dosen dan mahasiswa di lingkungan Unpas dan instansi lainnya.
Ketua Pelaksana, Endang Rostiana, S.E., M.T mengungkapkan bahwa acara ini digelar mengingat kurangnya penelitian dosen dan mahasiswa yang menggunakan metode kualitatif. Sehingga perlu kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi dosen dan mahasiswa dalam metode kualitatif.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi, kerjasama dan kualitas penelitian ilmiah agar bisa meningkatankan penelitian dengan metode kualitatif,” ulasnya.
Adapun Dekan FEB Unpas Dr. H. Atang Hermawan, SE.,MSIE.,Ak.,CSRS.,CSRA. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan untuk memperat tali silaturahim dan tukar ilmu untuk memajukan institusi dalam meningkatkan kompetensi dan menjalankan tridharma perguruan tinggi.
“Penelitian adalah kebutuhan dan kewajiban dosen dalam menunjang aktifitasnya, sarana berinteraksi antara dosen dan mahasiswa melalui riset bersama,” ujar Atang.
Hasil penelitian, sambung Atang tidak hanya menguntungkan mahasiswa saja, melainkan juga bermanfaat untuk institusi dan dunia ilmu pengetahuan.
“Saat ini penelitian kualitatif masih sedikit, semua dosen diharapkan akan terus produktif dalam melakukan penelitian khususnya di FEB Unpas,” tandasnya.
Atang beraharap dengan penelitian ini akan menjadi penunjang bagi mahasiswa untuk mampu mengalisis fenomena dan dinamika sosial. Sehingga dituntut menyusun asumsi dasar dan penelitian dalam membuat produk ilmiah.
“Metode penelitian kualitatif memiliki wawasan yang luas dalam mengungkap gejala kepekaan sosial yang ada dan mampu menggali sumber data dengan observasi, triangulasi, dan mampu mengalisis data, menguji kredibilitas pengetahuan dan kontruksi fenomena dengan laporan yang sistematis dan jelas. Serta dapat menunjang kinerja dosen dan mahasiswa,” paparnya.
Mengingat hal tersebut terang Atang, FEB Unpas memandang perlu kegiatan ini yang dapat menjadi pengembangan kurikulum di masa depan dan riset bersama.
Adapun rektor Unpas,Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf, Sp., M.Si., M.Kom. menyampaikan bahwa saat ini mahasiswa S1, S2 dan S3 banyak melakukan penelitian dengan metode kuantitatif, sehingga perlu adanya pengenalan lebih lanjut mengenai metode penelitian kualitatif.
“Tidak ada yang salah dengan penelitian kuantitatif, namun penelitian kualitatif juga bagus,” ujarnya.
“Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif harus banyak dilakukan karena menekankan pada entitas dan kualitas yang diteliti, berperspektif emik artinya memanfaatkan data berbentuk narasi, bahasa aslinya adalah hasil kontruksi dari responden atau informan, yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam” ulasnya.
Eddy pun berharap dengan kegiatan ini akan muncul penelitian-penelitian metode kulitatif yang berkualitas.
Sedangkan Ketua ISEI cabang Bandung, Aldrin Herwany Ph.D menambahkan bahwa metode kualitatif baru booming di Indonesia sekitar tahun 2002-2003, di mana sebelumnya penelitian di Indonesia didominasi dengan metode kuantitatif sehinga menjadi general.
“Jika menganggap bahwa penelitian dengan metode kualitatif lebih mudah dari pada kuantitatif, itu salah besar. Karena kualitatif membuat transkrip pembicaraan yang dibuat detil dan divalidasi sehingga memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri,” ucapnya.
Aldrin berharap bahwa kegiatan ini dapat mengubah mindset dalam memandang penelitian metode kualitatif.
“Semoga bisa mengubah mindset bahwa baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing,” ujarnya. (tiwi)