BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Hasil evaluasi penerapan ganjil genap di dua titik di Kota Bandung dinilai berhasil. Meski demikian,untuk penerapannya lebih lanjut, masih harus menuggu hasil rapat terbatas evaluasi penerapan PPKM di Kota Bandung.
“Untuk mengetahui efektifitas dan pendapat masyarakat terhadap kebijakan ganjil genap ini, kami melakukan survey, salah satu hasil survey menyatakan, bahwa penerapan gajil genap ini berhasil menekan mobilitas sekitar 50%,” ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bandung Ricky Gustiadi, kepada wartawan dalam Bandung Menjawab (24/8/2021).
Ricky mengatakan,diberlakukannya system ganjil-genap ini juga mendapat sambutan yang prositif dari masyarakat. Dari 100 orang responden di masing-masing titik, didapatkan data 48% warga memilih system ganjil genap yang diberlakukan di waktu tertentu, 6% warga menginginkan diberlakukannya penutupan penuh atau lockdown, 28% reseponden lainnya memilih penutupan jalan berdasarkan waktu, dan 23% memilih penyekatan jalan dengan pemeriksaan dokumen pekerjaan.
“Mudah-mudahan ini cukup mewakili keinginan seluruh masyarakat di Kota Bandung,” terangnya.
Seperti diketahui, selama diberlakukannya PPKM di Kota Bandung, sudah ada beberapa pola penekanan mobiltas warga. Diantaranya, pentupan jalan total, penutupan jalan berdasarkan waktu dan penyekatan jalan dengan menunjukan dokumen Kesehatan. Sekarang yang tengah diterapkan adalah system ganjil genap yang diterapkan di dua titik dengan pola waktu tertetu.
Efektifitas pemberlakukan system ini, juga terllihat dari menurunnya mobilitas di jalan tersebut. Berdasarkan data Dishub Kota Bandung, pada Jumat 20 Agustus, volume kendaraan yang melintasi JL Asia-Afrika sebelum diberlakukannya ganjil genap sebanyak 3.470 per jam. Sedangkan volume kendaraan setelah diberlakukannya ganjil genap sebanyak 2.211 kendaraan per jam.
“Hal itu menunjukan ada penuruan volume kendaraan yang melintasi ruas jalan Asia-Afrika. Kepadatan kendaraan juga menurun dan kecepatan kendataan yang melintas semakin cepat,” paparnya.
Meski demikian, untuk menentukan apakah system ini akan diberlakukan kembali selama PPKM level 3 diberlakukan di Kota Bandung, Ricky mengatakan hal tersebut bergantu keputusan hasil rapat evaluasi satgasus covid-19.
“Kami hanya membawa hsail evaluasi dan hasil survey yang kami miliki kepada pimpinan. Untuk keputusan lebihlanjut sangat bergantung keputusan pimpinan,” terangnya.
Demikian halnya dengan kemungkinan diberlaukannya sistem ganjil genap jika nanti PPKM sudah tidak ada, Ricky mengatakan pihaknya harus menyiapkan system transportasi umum yang baik dan nyaman bagi masyarakat.
“Kita sekarang memang tengah menyiapkan system transportasi yang lebih baik, agar tercapai target tahun 2023, perbandinga pengguna kendaraan pribadi dan moda transportasi umum bisa 30% berbanding 70%,” terangnya. (put)