BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) sudah diberlakukan di berbagai sekolah. Ini juga dilakukan SLBN A Kota Bandung sejak Senin (13/9/2021).
Menurut perwakilan guru SLBN A Kota Bandung Yuyun Supriatini, PTMT di sekolahnya diberlakukan bertahap. Selama dua pekan, yang mengikuti PTMT adalah siswa tingkat SMA LB, tepatnya kelas 12.
Setelah itu, siswa kelas 11 akan masuk dua pekan ke depan. Selanjutnya, siswa kelas 10 yang akan masuk. Ini akan terus berlanjut bertahap hinga siswa tingkat SMP LB dan SD LB mengikuti PTMT.
“Bertahap, sekarang SMA dulu dua minggu, kelas 12 dulu. Nanti kelas 11 sama 10. Baru nanti kelas 7, 8, 9, atau SMP. Sudah itu baru SD. Jadi bertahap, tekniknya gitu kalau di sekolah kami,” kata Yuyun saat ditemui di lokasi, Rabu (15/9/2021).
Di area sekolah, protokol kesehatan pun diberlakukan ketat. Siswa, guru, dan semua yang bekerja di lingkungan sekolah diwajibkan memakai masker.
Bahkan, siswa sebelum masuk kelas diwajibkan diperiksa suhu tubuh. Selain itu, mereka juga wajib mencuci tangan. Di dalam kelas, siswa juga duduk satu orang per satu meja. Antara satu meja dengan meja lain pun berjarak.
Lewat PTMT, kegiatan belajar diharapkan lebih efektif dibanding pembelajaran daring atau jarak jauh. Apalagi, kegiatan belajar-mengajar siswa tunanetra jauh lebih sulit dibandingkan mengajar siswa di sekolah umum.
Belum lagi ada siswa yang mengalami hambatan ganda, misalnya tunanetra sekaligus penyandang autis. Perlu penanganan dan cara khusus agar kegiatan belajar bisa efektif. Sedangkan saat belajar daring, ada banyak hambatan yang terjadi.
“Kalau kegiatan pembelajaran tanpa tatap muka, tanpa melakukan kontak fisik, itu sangat beda sekali (dengan tatap muka). Instruksinya juga berbeda, kemudian semangatnya juga berbeda dan bagaimana keberhasilannya juga tidak terukur benar,” jelas Yuyun.
Sedangkan saat belajar tatap muka, hambatan tetap ada, tapi tak sebesar seperti belajar jarak jauh. Secara pribadi, Yuyun mengaku lebih senang mengajar tatap muka dibanding jarak jauh. Sebab, berbagai parameter bisa lebih terukur.
“Kalau bagi saya lebih enak sih memang tatap muka. Karena dengan tatap muka anak akan benar-benar belajar (lebih efektif), realita (tujuan) guru tuh tercapai, dari mulai tujuan pembelajaran kita sampai ke evaluasi itu terukur,” tutur Yuyun. (ors)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Memasuki masa tenang Pilkada Serentak 2024, ribuan alat peraga kampanye (APK) ditertibkan…
Oleh : Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si. BANDUNG,…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pewarta Balai Kota Bandung (PBB) menggelar Mancing Asyik dan Donasi Piala Wali…
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- bank bjb meraih penghargaan bergengsi berupa Platinum Rank dalam ajang Asia Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Selena Gomez baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya mengalami masalah pencernaan yang disebut…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Polres Garut memastikan arus lalu lintas di jalur alternatif Bandung-Garut, wilayah Kamojang,…