PASBANDUNG

Lesti : Kekerasan Anak Sudah Tidak Pandang Status Sosial

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COMKekerasan pada anak, bisa terjadi di mana saja, tidak memandang status sosial korban, dan pelaku juga bisa siapa saja.

Biro Psikologi Panata Jiwa, Listianingati mengatakan, bahkan bukan tidak mungkin pelaku kekerasan adalah orang terdekat korban.

“Pelaku kekerasan pada anak bisa siapa saja, bahkan orang terdekat korban. Bisa saja keluarga atau orang yang ditemui korban di Lembaga Pendidikan. Tidak jarang yang melakukan kekerasan adalah guru di sekolah atau bahkan guru mengaji,” papar Listi, belum lama ini.

Sebagai konselor yang membuka prakter pribadi dan bertugas di UPT P2TPA Kota Bandung Lesti kerap menemui kasus kekerasan pada anak, yang bahkan pelakunya anak usia SD yang melakukan kekerasan terhadap anak usia TK. “Bahkan kekerasan yang dilakukan adalah kekerasan seksual,” tegas Listi.

Salah satu pemicu tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak adalah, tontonan di internet yang tidak bisa dibendung. Anak sangat mudah mengakses internet tanpa pengawasan dari orang tua.

“Banyak sekali tontonan yang tidak bisa menjadi tuntunan di internet, di mana hal itu bisa membawa dampak negitaf pada anak,” terangnya.

Listi mengatakan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya adalag memberikan penddikan seksual dini.

“Misalnya menjelaskan kepada anak bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak boleh,” terangnya.

Selain itu, lanjut Listi, anak juga harus mendapat pengerian bahwa mereka harus berani menolak dan mengatakan tidak Ketika ada orang yang mencoba menyentuh bagian tubuh yang dilarang.

“Anak juga harus diberi pengertian jika ada orang yang ingin membuka baju dan memperk=lihatkan bagian tubuh terlarang,” tuturnya.

Dengan demikian, lanjut Listi, anak terbiasa untuk waspadanketika adanorang yang dikenal atau tak dikenal membujuk dirinyna untuk melihat gambar atau video orang tanpa busana.

“Anak juga harus dibiasakan untuk bisa bercerita kepada orang rua tentang apa yang terjadi pada dirinya,” tutur nya.

Ada fenomena lain yang ditemui konselor yang juga bertugas di UPT P2TP2A Kota Bandung ini, yaitu kecendrungan bahwa istri muda yang melapor atau mengeluhkan kondisinya yang diperlakukan tidak adil oleh suami, atau keluarga besar suami.

“Kalau dulu kecendrungannya yang melapor adalah istri pertama melaoprkan istri muda. Sekarang malah terbalik, istri muda yang melaporkan istri tua,” kata Listi.

Kasusnyapun beragam, ada yang merasa diperlakukan tidak adil oleh keluarga suami. Di mana keluarga suaminya terasa lebih memihak kepada istri pertama dan anak-anaknya. Sehingga, Lesti memberikan pandangan bahwa itu merupakan risiko yang harus dihadapi sebagai sitri kedua.

“Dalam hal ini, tugas saya memberikan pemahaman, bahwa bagaimanapun juga, posisinya jauh lebih beruntung disbanding orang-orang yang tidak didnikahi. Yang harus dipahamkan adalah, kondisinya sebagai istri muda mempunyai risiko, dan apa yang dihadapinya itu adalah salah satu resikonya,” papar Listi.

Meski beberapa kasus terlihat aneh, namun Listi tetap harus menghadapinya secara professional. Sehingga, client nya tidak merasa dihakimi dan merasa nyaman Ketika bercerita.

Salah satu cerita yang juga cukup aneh adalah, Ketika Listi menghadapi seorang nenek, yang tengah dimabuk cita, menghadapi perasaan galau karena pria yang dicintainya berselingkuh. Sehingga semua tingkah lakunya seperti ABG. Listi juga harus dapat memposisikan diri sebagai teman dan memberikan pandangan-pandangnan yang tidak menyinggung perasaan client nya.

“Saya memberikan pandangan bahwa di usianya sekarang, lebih baik dia mengalihkan perhatiannya dengan banyak beribadah. Saya juga bilang, lebih baik ketahuannya dari sekarang, sebelum menikah daripada setelah menikah akan lebih sakit hati,” bebernya. (put)

Yatti Chahyati

Recent Posts

Mensos Tinjau Penyaluran Bantuan Korban Gempa Bandung Barat

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Menteri Sosial Saifullah Yusuf melakukan kunjungan kerja ke posko utama penanganan gempa…

26 menit ago

BRIN Jelaskan Fenomena ‘Bulan Kembar’: Bukan Bulan Kedua, Hanya Asteroid

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, menjelaskan fenomena…

1 jam ago

STKIP Pasundan Cimahi Penyumbang Atlet, Medali Terbanyak Jabar Hattrick PON

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – STKIP (Sekolah Tinggi Kependidikan dan Ilmu Pendidikan) Pasundan Cimahi, menjadi kampus penyumbang…

2 jam ago

Bobotoh Persib Kompak Keluarkan Pernyataan Sikap

  BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sejumlah organisasi Bobotoh Persib kompak mengeluarkan pernyataan sikap bersama menyikapi persoalan…

2 jam ago

Mensos Hadiri Wisuda Lulusan Poltekesos: Siap Hadapi Tantangan Sosial

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, hadir dalam wisuda program magister dan sarjana…

3 jam ago

Pameran Otomotif Terbesar, GIIAS Bandung 2024 Siap Digelar

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Bandung 2024 akan digelar…

4 jam ago