BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Pihak Keluarga dari anak yang video kekerasannya viral di media, mengaku menyesalkan akan tersebarnya video tersebut tanpa izin, sehingga mengganggu proses pemulihan psikis anak-anak yang sebelumnya telah direncanakan dengan baik.
Hal ini disampaikan dalam pertemuan antara keluarga/wali anak yang terlibat dalam video tersebut dengan Pemkot Bandung bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pendidikan, aparatur kewilayahan, P2TP2A serta PUSPAGA.
Pertemuan tersebut digelar di Kantor kewilayahan daerah Sarijadi pada Senin (11/10/2021) untuk mendapatkan informasi bagaimana kronologi kejadiannya.
Hal ini dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk meluruskan permasalahan yang minim informasi. Utamanya bagaimana perkembangan penyelesaian permasalahan yang sebenarnya sudah dilakukan sebelum viralnya video tersebut.
Hasilnya, hal tersebut terjadi hasil akumulasi dari beberapa penyebab dan kejadian.
sehingga kedua keluarga menyadari betul bahwa hal ini merupakan kesalahpahaman di antara anak-anak yang usianya memang masih di bawah umur.
Sebelum video ini viral dan tersebar, kedua keluarga sudah menetapkan kesepakatan bersama.
Saat ini anak-anak yang terlibat sedang dalam proses pendampingan psikolog profesional.
Hadirnya Ketua PUSPAGA, Siti Muntamah atau akrab disapa Ummi Oded telah menguatkan orang tua bahwa Pemerintah betul-betul hadir dalam memberikan hak-hak anak dan perlindungan terhadap tumbuh kembangnya.
“Kami menghimbau kepada masyarakat semua untuk menyamakan persepsi bahwa anak adalah anak kita semuanya, yang didalamnya tidak ada diskriminasi kita harus memberikan perlindungan kepada mereka dan yang terpenting selamatkan tumbuh kembang mereka,” kata Ummi Oded di Bandung, Senin (11/10/2021) dalam rilis yang diterima PASJABAR.
Ia menjelaskan, pertama, setiap anak memiliki masa depan yang harus dikembangkan dengan kreatifitas-kreatifitasnya, tentu dengan bantuan masyarakat untuk tetap menghadirkan sebuah lingkungan yang kondusif.
Kedua, memberikan dukungan untuk kebutuhan anak-anak agar tumbuh yang sehat, cerdas sekaligus memiliki lingkungan yang baik.
Ketiga adalah menyamakan persepsi dan terus membantu dalam tumbuh kembang anak.
“Insya Allah menjadi catatan kita semuanya banyak PR yang harus kita selesaikan. Dan tentu saja pada kesempatan kali ini pun saya ingin mengklarifikasi apa yang disampaikan, yang diviralkan perlu juga kita mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan tentu saja kita akan diuraikan satu persatu,” jelasnya.
Hal yang paling penting adalah konsisten memberikan hak-hak anak dan melindunginya. Agar tidak trauma, tanpa stigma dan tanpa paranoid yang berlebihan. Sebab kejadian tersebut adalah tanggung jawab semua pihak.
“Kota Bandung adalah Kota layak anak dan kita ada didalamnya mari kita ciptakan Kota ini ramah buat seluruh anak-anak,” tegasnya.
Adapun Kepala Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Rita Verita mengatakan hal senada bahwa kejadian tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan sebelum viral.
Maka masyarakat memiliki andil untuk memenuhi hak-hak anak dan melindunginya dengan memberikan edukasi bukan menyebarluaskan.
“Insya Allah kami semua terutama pihak Pemerintah Kota Bandung berupaya menyelesaikan ini sesuai dengan alur yang memang harus dipenuhi secara baik. Kami mohon tentunya kepada masyarakat semua membantu, agar permasalahan ini tidak lebih luas lagi,” tegasnya.
Saat ini sudah ditangani dengan melibatkan tenaga konselor psikolog yang sudah bersertifikat yang biasa menangani hal seperti ini. Dengan adanya keterlibatan tenaga psikolog professional harapannya anak-anak yang terlibat dapat kembali pulih.
Sebagai informasi, permasalahan ini bukan muncul hanya karena kesalahan pengiriman stiker namun merupakan akumulasi permasalahan komunikasi selama satu bulan, namun pihak keluarga tidak menginginkan kronologis musibah ini disampaikan kepada publik agar tidak menghambat proses pemulihan psikologis anak-anak.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengaku perihatin atas kejadian tersebut. Selanjutnya Disdik akan terus berkoordinasi dengan DP3A dan PUSPAGA untuk melakukan pendampingan pemulihan anak.
Tentu saja, Dinas Pendidikan berkoordinasi dan memfasilitasi dalam penanganan pemulihan anak-anak melalui Pandawa untuk mencari solusi terbaik. Dengan harapan anak-anak semua pulih dengan dukungan dari semua pihak.
“Kami ada tim Pandawa berkolaborasi dengan PUSPAGA untuk mencari solusi dan jalan keluar. Mari kita doakan saja agar musibah ini cepat selesai sehingga anak-anak bisa beraktivitas seperti sebelumnya,” ujar Hikmat. (*/tie/tiwi)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…